Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendanaan Kampanye yang Bermasalah Jadi Penyebab Korupsi?

Kompas.com - 30/11/2013, 17:25 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Abdullah Dahlan mengatakan, pendanaan kampanye partai politik yang bermasalah memiliki keterkaitan dengan praktik-praktik korupsi. Ia berpendapat persoalan tersebut menjadi masalah yang selalu terjadi dalam setiap pemilu.

"Pola modusnya kan hampir sama. Parpol mau cari modal banyak dan cepat sehingga bagaimana mensiasati kesempatan yang ada," kata Dahlan di Jakarta, Sabtu (30/11/2013).

Ia mengatakan, pola utama yang digunakan partai politik adalah mencari celah dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) melalui kebijakan negara. Menurut Dahlan, beberapa kasus korupsi, seperti kasus dugaan suap impor daging sapi dan kasus Hambalang diindikasikan terkait dalam pengumpulan modal politik dalam rangka menghadapi pemilu 2014.

Dahlan mengatakan, sejak era reformasi, perilaku korupsi memiliki keterkaitan dengan dana kampanye parpol dalam setiap pemilu. Pada pemilu tahun 1999 misalnya, ada kasus korupsi Buloggate.

Sementara pada pemilu tahun 2004, Dahlan mencontohkan kasus korupsi non-budgeter DKP yang melibatkan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri yang disinyalir mengalir kepada para calon presiden. "Kalau (pemilu) 2009 yang lalu, ada dugaan kasus Century adalah bagian dari konsolidasi mengumpulkan modal politik," katanya.

Ia menilai, persoalan ini juga disebabkan kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang terlalu besar. Para anggota DPR, kata Dahlan, memiliki informasi terkait anggaran yang kemudian informasi tersebut ditransaksionalkan. Ia pun berpendapat DPR seharusnya mengawasi persoalan yang lebih makro, bukan persoalan yang bersifat teknis. "Habis waktu DPR kalau banyak bicara soal teknis anggaran," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com