Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI Bantah Dokter Hendy adalah Buronan

Kompas.com - 30/11/2013, 13:43 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tidak setuju jika dokter Hendy Siagian disebut buron dan dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO) yang diterbitkan Kejaksaan Agung. Sekretaris Jenderal IDI Daeng M Faqih mengungkapkan kalau Hendy tidak buron, melainkan tengah menjalankan tugasnya sebagai dokter di suatu daerah.

"Kami dengar tidak seperti itu, yang dikatakan buron menurut kami tidak benar karena dokter tersebut seperti dokter Ayu, Hendy, itu ternyata bekerja di daerah diperintahkan oleh Pemerintah untuk mengabdi," kata Daeng di Jakarta, Sabtu (30/11/2013).

Namun, Daeng sendiri mengaku tidak mengetahui daerah Hendy bertugas saat ini. Daeng mengaku sedih karena Hendy dan dua dokter lainnya yang divonis Mahkamah Agung 10 bulan penjara itu dianggap sebagai buronan.

"Info dari teman-teman, mereka bekerja, bahkan dokter Ayu ditangkap saat praktek. Kalau dikatakan buron, tidak benar, kalau buron, tidak mungkin praktek," tuturnya.

Hendy dan dua dokter lainnya, yakni Dewa Ayu Sasiary Prawani, serta dr Hendry Simanjuntak masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) setelah Mahkamah Agung (MA) memidanakan mereka bersalah atas kasus malapraktik di Rumah Sakit Prof Kandouw, Manado. Kini, Ayu dan Hendry ditahan di Rumah Tahanan Malendeng. Dokter Ayu ditahan sejak tiga pekan lalu, sementara dokter Hendry ditahan sejak Senin (25/11/2013) pagi, setelah sebelumnya dijemput oleh tim dari Kejari Manado di rumahnya, di Desa Sitanggang, Kecamatan Siborong-borong, Sumatera Utara.

Atas kasus tiga dokter ini, Daeng mengatakan kalau proses hukum memang harus dijalankan. IDI akan mendampingi para dokter mengupayakan proses hukum lebih lanjut, yakni peninjauah kembali.

"Tapi yang dikerjakan dokter secara umum meminta kepada masyarakat, pihak penegak hukum, kepada Pemerintah agar stigma kriminalisasi dihapus," katanya.

"Kalau usaha hukum dan penetapan hukum kita hormati, kita akan lakukan, yang dihawatirkan kriminalisasi yang berlanjut. Boleh kasus Ayu selesai, tapi kalau persepsi ini tidak selesai, nanti akan timbul lagi," lanjutnya kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Nasional
Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Nasional
PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

Nasional
Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Nasional
DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

Nasional
Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nasional
Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Nasional
Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Nasional
Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Nasional
Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Nasional
Para 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Para "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Nasional
Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Nasional
Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com