Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai-partai Islam Sepakat Tak Bahas Nama Capres

Kompas.com - 26/11/2013, 11:20 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengatakan bahwa wacana dibentuknya koalisi partai berbasis Islam masih terus digodok. Sejumlah pertemuan telah digelar meski ada komitmen untuk tidak mengusung nama yang akan dijadikan calon presiden dari koalisi tersebut.

Pria yang akrab disapa Rommy ini menjelaskan, dalam setiap pertemuan, partai-partai Islam lebih banyak membahas mengenai isu nasional terkini. Pembahasan nama yang akan diusung dalam pemilihan presiden dipilih agar tidak muncul suasana yang tidak diinginkan selama wacana tentang koalisi tersebut dimatangkan.

"Yang kita bicarakan soal gagasan kenegaraan, kalau berbicara soal nama, itu yang kita hindari," kata Rommy, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (26/11/2013).

Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat ini menuturkan, pertemuan antara petinggi partai berbasis Islam dilakukan beberapa kali di sejumlah tempat yang berbeda-beda. Beberapa tokoh yang terlibat di dalamnya adalah Amien Rais, Hatta Rajasa, dan tokoh dari PKS, PKB, termasuk dari PPP.

Pertemuan digelar di tempat yang berbeda untuk menguatkan silaturahim dan dengan semangat berkeadilan. Pembahasan mengenai nama bakal calon yang akan diusung dalam Pemilihan Presiden 2014 ditentukan setelah hasil pemilihan legislatif diketahui.

"Kita bikin kesepakatan untuk fokus pada koalisi partai, tidak melulu bicara soal nama yang akan diusung. Soal nama kita lihat kekuatan partai setelah pileg," pungkasnya.

Seperti diberitakan, wacana koalisi partai Islam terus bergulir dan dianggap sebagai salah satu cara untuk partai-partai Islam memenangkan Pemilu 2014. Hal itu diperkuat dengan hasil survei Lembaga Survei Nasional yang menyatakan wacana koalisi partai-partai berbasis massa Islam disambut baik oleh publik. Mayoritas publik disebut setuju apabila partai-partai berbasis massa Islam itu berkoalisi pada Pemilu 2014 mendatang.

Peneliti Senior LSN Gema Nusantara menyampaikan, ada dua alasan utama yang disampaikan responden mengapa partai Islam perlu berkoalisi. Pertama, koalisi partai-partai Islam diharapkan dapat menjadi pintu masuk bagi upaya mempersatukan umat Islam di Indonesia. Umat Islam yang terpecah-pecah ke dalam berbagai aliran dan pandangan diharapkan bisa bersatu melalui koalisi. Kedua, dengan berkoalisi partai-partai Islam diharapkan dapat memenangkan Pilpres 2014, atau minimal tidak sekadar menjadi pengekor, apalagi penonton.

Gema menambahkan, responden menganggap partai-partai Islam masih kalah pamor dengan partai-partai berideologi nasionalis. Oleh karena itu, dengan berkoalisi, publik berharap partai Islam dapat bersaing dengan partai nasionalis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com