Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Financial Times: Jokowi Capres "Outsider" Unggulan

Kompas.com - 25/11/2013, 10:59 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com — Media asing kembali memberitakan sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi. Kali ini, media terkemuka Inggris, Financial Times (FT), Minggu (24/11/2013), menyebut Jokowi sebagai calon "outsider" unggulan.

FT menuliskan, dengan reputasinya yang bersih, berorientasi pada hasil dan rendah hati, Jokowi secara spektakuler melesat dalam sejumlah survei calon presiden 2014. Dari akumulasi empat survei, FT melaporkan, elektabilitas Jokowi memimpin dengan angka 27 persen, disusul Prabowo Subianto 16 persen, dan Aburizal Bakrie 9 persen. Melesat bagaikan meteor, karier politisi berusia 52 tahun ini diidentikkan dengan kisah Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

"Hanya dalam kurang dari dua tahun, Jokowi melambung dari wali kota kota kecil bernama Solo menjadi politisi paling populer di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Obama sendiri membutuhkan tiga tahun untuk menjadi presiden," tulis FT.

Diwawancarai FT, Jokowi menyebut kunci kesuksesannya sangat sederhana. "Inti dari demokrasi adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, saya melakukan blusukan, menelusuri lorong demi lorong, pasar, pinggir kali, bertanya langsung kepada masyarakat apa keluh kesah mereka. Saya bersama aparat pemerintah akan berusaha mencarikan solusi terbaik," kata Jokowi.

FT juga menuliskan pandangan warga Jakarta terhadap pemimpinnya itu. "Hidup masih sulit, banjir masih sering terjadi, tempat ini kotor dan bau. Namun, saya senang melihat Jokowi. Semoga kehidupan lebih baik dengan beliau menjadi presiden," tutur Jaja, warga Cakung, Jakarta Timur.

Dalam berita yang dilansir FT, Presiden SBY dinilai telah berhasil memimpin Indonesia menjadi negara yang stabil dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat. Namun, masyarakat dan investor tidak mampu menutupi rasa frustrasi akan korupsi yang endemik, leadership yang lemah, meningkatnya jurang kemiskinan, dan buruknya infrastruktur. Sosok Jokowi dinilai sebagai antitesis SBY.

FT juga mengutip mekanisme di PDI Perjuangan bahwa pencapresan Jokowi berada di tangan seorang wanita bernama Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum DPP PDI-P.

"Megawati sosok yang sulit ditebak, bahkan mereka yang di lingkar dalamnya tidak pernah tahu apa yang ada di pikirannya," ujar Profesor Marcus Mietzner dari Australian National University.

Menutup wawancara, pertanyaan yang disampaikan mengenai kemungkinan pencapresannya. Jokowi pun tertawa. "Saya tidak memikirkan itu. Sekarang, saya fokus dengan tugas sebagai Gubernur Jakarta," kata Jokowi.

Namun, kepada FT, Jokowi memberikan contoh bagaimana wali kota kota besar seperti Boris Johnson (London) dan Wali Kota New York Michael Bloomberg memainkan peran yang besar dalam menentukan masa depan bangsa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com