"Tidak pas dari dalam, harus dari luar, pasangan (capres dan cawapres) harus saling memperkuat," kata Agung seusai menghadiri Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) V Partai Golkar, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Jumat (22/11/2013) malam.
Agung mengatakan, Golkar akan sukses mengusung calon presiden dan calon wakil presiden dari internal jika sukses meraih 50 persen suara nasional. "(Tapi) itu enggak mungkin, makanya kami harus koalisi. Kalau ideologi, tidak banyak berbeda (dengan parpol lain)," ujar dia.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat ini mengatakan, sejak 2010 dia sudah didorong untuk maju menjadi calon wakil presiden dari partainya. Namun, sampai saat ini dia mengaku belum mau menanggapi dorongan itu. Alasannya, selain berpendapat posisi tersebut sebaiknya diisi figur dari luar Partai Golkar, keputusan itu pun lebih baik diambil setelah pemilu legislatif.
Rapimnas V Partai Golkar mulai menampung dan membahas usul figur yang akan menjadi pendamping Ical. Jika tak berubah, pembahasan topik ini diagendakan berlangsung pada hari kedua rapimnas, Sabtu (23/11/2013).
Nama-nama figur yang akan menjadi bakal calon pendamping Ical di Pemilihan Umum Presiden 2014 mulai bergulir pula. Sejumlah nama sudah muncul, antara lain anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, mantan Ketua MK Mahfud MD, Menteri BUMN Dahlan Iskan, dan politisi PKB Khofifah Indar Parawansa.
Dalam sebuah kesempatan, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menyampaikan disebut juga usulan meminang Panglima TNI Jenderal Moeldoko sebagai pendamping Ical. Namun, Akbar mengimbau keputusan tentang calon pendamping Ical diambil setelah pemilu legislatif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.