Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semoga Bhinneka Tunggal Ika Tak Cuma Jadi Kata Pemanis

Kompas.com - 15/11/2013, 15:51 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Setiap tanggal 16 November, dunia memperingati Hari Internasional untuk Toleransi guna menegaskan kembali pentingnya mempromosikan dan menjamin toleransi. Meskipun lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) UNESCO sudah mengadopsi peringatan tersebut sejak tahun 1995, Indonesia baru memperingatinya pada tahun 2008. Ini juga menjadi momen bagi Indonesia untuk berintrospeksi diri.

"Di sebuah dunia di mana persamaan hak asasi manusia dihargai, seharusnya penghargaan terhadap sesama manusia meningkat. Tapi yang terjadi justru kekerasan atas nama agama meningkat," ujar Wakil Ketua Badan Pengurus Setara Institute Bonar Tigor Naipospos mengawali pembicaraan di kantornya, Jakarta, Jumat (15/11/2013).

KOMPAS.COM/FIAN Wakil Ketua Badan Pengurus Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos.

Menurut Bonar, meningkatnya praktik intoleransi tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga menjadi kecenderungan di dunia. Berdasarkan catatan Setara Institute selama periode Januari hingga November 2013, angka kekerasan terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan masih sangat tinggi.

Selama pemantauan di 23 provinsi, masih terjadi 213 peristiwa dengan 243 tindakan pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. Bonar menuturkan, praktik intoleransi, kekerasan, dan diskriminasi terjadi karena ketidaktegasan negara dalam menghadapi praktik-praktik tersebut. Ia pun menyoroti lemahnya penegakan hukum dalam mengatasi tindakan kekerasan tersebut.

"Dengan demikian, kampanye ini diharapkan bisa menjadi titik tolak agar keberagamaan dan Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya kata pemanis, tapi juga bisa hidup dalam alam yang nyata," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Pdt Palti Panjaitan dari HKBP Filadelfia menyatakan, sosialisasi Hari Internasional untuk Toleransi dilakukan untuk memperkuat Indonesia. Tuhan menciptakan perbedaan, katanya, bukan untuk memisahkan, melainkan untuk saling melengkapi.

Beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang akan terlibat dalam perayaan tersebut adalah Setara Institute, Aman Indonesia, Sejuk, Wahid Institute, Elsam, dan sebagainya. Kegiatan ini menjadi awal dari rangkaian kegiatan dalam perayaan Hari Internasional untuk Toleransi yang akan digelar tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di sejumlah daerah, seperti Aceh, Bandung, Cirebon, Jawa Timur, dan Makassar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Nasional
Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Nasional
Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com