Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami Kemacetan, Presiden SBY Perintahkan Danpaspampres Tidak Tutup Jalan

Kompas.com - 08/11/2013, 18:08 WIB
Taufik H Mihardja

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com — Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) Mayjen TNI Doni Monardo menyesalkan pemberitaan yang menyudutkan mengenai iring-iringan rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dianggap mengganggu kelancaran arus lalu lintas.

"Pak SBY itu pernah memanggil saya untuk menjelaskan kepada seluruh aparat untuk tidak perlu ada penutupan jalan kalau Presiden lewat, kecuali kalau ada tamu-tamu khusus," kata Monardo di Jakarta, Jumat (8/11/2013).

Ia mengatakan, pada 4 September 2012, sesaat setelah diangkat sebagai Danpaspampres, ia berkirim surat kepada Kapolda Metro Jaya untuk tidak melakukan penutupan jalan jika rombongan Presiden melintas.

"Hanya saja, di lapangan, sepertinya para petugas tidak mau mengambil risiko sehingga dilakukan penutupan-penutupan tertentu," katanya.

Tidak hanya di Jakarta, di daerah pun, ia meminta kepada pimpinan polisi untuk membiarkan rombongan Presiden mengalir bersama arus lalu lintas biasa. Dia mengatakan, dari dalam mobil, Presiden melihat sendiri kemacetan yang terjadi sehingga tidak menginginkan ada penutupan jalan.

Hanya, ia meminta pemahaman jika penutupan arus lalu lintas terjadi di persimpangan jalan.

"Saya berharap para petugas cukup mengerti, terutama di Jakarta, agar rombongan Presiden mengalir seperti biasa saja, kecuali di perempatan atau di persilangan jalan. Selama di jalur biasa enggak usah (ada penutupan). Penutupan bisa dipahami kalau di persimpangan," ujarnya.

"Fakta di lapangan tidak ada yang berani untuk menjalankan surat saya itu karena aparat di lapangan ingin menjamin lalu lintas Kepala Negara lancar dan ini juga menyangkut faktor keamanan," tambah dia.

Saat bertemu dengan Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (4/11/2013), Presiden SBY menyatakan dirinya memahami kemacetan yang terjadi di Jakarta sehingga ia tidak pernah memerintahkan penutupan jalan jika rombongan Presiden lewat. 

Pernyataan Presiden ini mendapat tanggapan beragam dari sejumlah pihak. Sejumlah pandangan dipandang menyudutkan Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com