Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Macet, PDI-P Nilai SBY Lari dari Tanggung Jawab

Kompas.com - 06/11/2013, 17:53 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah lari dari tanggung jawab dengan melemparkan persoalan macet kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Sikap Presiden itu pun dinilai sama dengan sikap elite Partai Demokrat lain yang hanya ingin menjatuhkan Jokowi.

"Setelah gagal lewat Nurhayati, Ruhut, dan terakhir Ramadhan Pohan yang ingin men-down grade Jokowi, kini puncaknya langsung Presiden SBY dan membuat kami bertanya-tanya. Mengapa Presiden justru mengatakan masalah macet ini tanggung jawab Gubernur dengan dalih desentralisasi?" ujar Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristianto di Kompleks Parlemen, Rabu (6/11/2013).

KOMPAS.com/Indra Akuntono Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto

Padahal, kata Hasto, setidaknya ada puluhan ribu orang setiap harinya yang mengeluhkan tentang buruknya tranportasi publik di Jakarta. Presiden SBY, sebagai pemegang kekuasaan negara, seharusnya tidak melemparkan tanggung jawabnya.

"Pertanyaannya, masalah macet juga karena pemerintah pusat. Misalnya, monorel tidak jalan karena apa?" tutur Hasto.

Hasto mengingatkan Presiden akan peristiwa kecelakaan beruntun yang terjadi di Tol Jagorawi pada tahun 2004 lalu. Pada peristiwa itu, sebanyak enam orang tewas sebelum iring-iringan mobil SBY melintas di jalur itu. Kecelakaan itu, kata Hasto, harusnya bisa menjadi pertanda bagi Presiden SBY. SBY diminta tidak lari dari tanggung jawabnya akan persoalan lalu lintas.

"Biarlah Jokowi mendapat persepsi positif, tidak usah diganggu," kata Hasto.

Seperti diberitakan, Presiden kembali bercerita soal pertanyaan para perdana menteri ASEAN yang membuatnya tertusuk. Pertanyaan itu ialah terkait dengan keluhan para perdana menteri tentang kemacetan di Ibu Kota. Mereka menanyakan solusi dari kemacetan itu

"Ya, bisa saja kalau ada kemacetan. (SBY ditanya) bagaimana solusinya? Kan saya enggak enak ditanya bagaimana solusinya," kata SBY beberapa waktu lalu.

Menurut SBY, seharusnya kepala daerah setempat yang menjawab. Ia menyarankan para pengusaha menemui Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk membicarakan masalah macet di Jakarta. Begitu pula kemacetan di daerah lain.

"Yang harus jelaskan gubernurnya, wali kotanya. (Solusi dari kepala daerah) Begini Pak, konsep kami. Pemerintah pusat bisa membantu, memberikan kemudahan-kemudahan. Efeknya kan banyak sekali macet 3 jam, 4 jam," pungkas SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com