Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Kritik Warga Negara yang Golput

Kompas.com - 01/11/2013, 22:36 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi mengkritik warga negara yang tidak menggunakan hak pilihnya (golput) dalam pemilu. Menurutnya, orang-orang yang melakukan golput juga ikut bertanggung jawab terhadap kehancuran bangsa.

"Kalau Anda tidak memilih orang-orang yang baik-baik, ya orang-orang yang buruk yang akan memimpin bangsa ini," katanya di Jakarta, Jumat (11/1/2013).

Suhardi juga menyatakan, pemilih golput telah menyia-nyiakan potensi pemimpin yang berkualitas. Suhardi mengakui kekhawatirannya terhadap kemungkinan meningkatnya angka golput pada Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014.

Menurutnya, golput bukanlah solusi dan permasalahan pelik di Indonesia masih bisa diubah. "Itulah sebabnya saya keluar dari UGM (Universitas Gadjah Mada) dan memutuskan untuk berkecimpung di dunia politik," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, pengamat pemilu dari Jaringan Pendidikan Pemilu untuk Rakyat, Yus Fitriadi, memprediksi adanya penurunan partisipasi pemilih dalam Pemilu 2014. Menurutnya, rendahnya partisipasi itu disebabkan buruknya output hasil pemilu.

"Bahkan, di beberapa pilkada, golput yang menang," ucapnya.

Yus menilai buruknya output hasil pemilu tersebut pada gilirannya dapat menimbulkan pragmatisme politik. Masyarakat, katanya, akan berpikir jangka pendek dengan menerima uang dari para calon legislatif yang melakukan kampanye.

"Inilah yang kemudian kandidat harus mengeluarkan uang yang banyak," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com