Padahal, peluang PKB untuk memajukan capres masih harus menanti sebuah gebrakan besar. Pertanyaannya, mampukah PKB bisa memajukan capres? "Bukan ingin mendahului Tuhan, tapi PKB itu nggak mungkin. Partainya masih partai kecil, Gerindra saja masih deg-degan," ujar pakar komunikasi politik, Tjipta Lesmana, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (1/11/2013).
Tjipta menilai aksi PKB yang mengobral wacana pencapresan Mahfud MD, Rhoma, dan JK hanyalah upaya untuk mencari panggung yang bisa dipastikan gagal. Dia yakin cara ini tidak akan mampu membawa dampak elektoral yang kuat bagi PKB yang terpuruk sepeninggal almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Menurut Tjipta, PKB di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar seakan tidak punya sikap. Muhaimin, lanjutnya, terlalu patuh terhadap setiap kebijakan pemerintah. Terlebih lagi, kini massa PKB sudah terpecah menjadi tiga kelompok. Kelompok Nahdlatul Ulama yang selama ini menjadi basis utama suara PKB tak lagi solid mendukung PKB lantaran tak adanya tokoh sekaliber Gus Dur.
"PKB ini sudah seperti bersandiwara. Saya sangat sayangkan Mahfud MD, orang baik dan hebat kok mau-maunya dipinang oleh PKB?" ujar Tjipta.
Bursa calon presiden di PKB kini semakin sesak dengan kehadiran Jusuf Kalla. Ada 11 pengurus DPW yang tersebar di Indonesia mendeklarasikan dukungan terhadap mantan Wakil Presiden RI itu. Namun, PKB belum memutuskan pilihan antara JK, Mahfud, maupun Rhoma Irama.
PKB menyatakan akan memilih capres berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan partai itu, yakni melalui rapat musyawarah nasional yang akan dilakukan pada 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.