Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Rhoma Jadi Capres PKB Makin Sempit

Kompas.com - 29/10/2013, 12:18 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Peluang Rhoma Irama maju sebagai calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) semakin sempit. Pasalnya, PKB condong lebih tertarik memilih Mahfud MD atau Jusuf Kalla sebagai calon presidennya. Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Abdul Malik Haramain mengatakan, kehadiran Rhoma Irama di PKB memang diterima. Akan tetapi, figurnya dianggap lebih pas sebagai penghibur, bukan sebagai calon presiden.

"Rhoma Irama juga diterima, apalagi kalau nyanyi 'Pengorbanan', bahkan orang-orang terbawa goyang juga," kata Malik, saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (29/10/2013).

Untuk diketahui, Rhoma Irama mengaku telah resmi menjadi calon presiden PKB sejak 2 April 2013. Akan tetapi, pengakuan itu dianggap PKB sebagai klaim sepihak. Saat ini, PKB terus mempelajari figur-figur yang dianggap potensial untuk diusung menjadi calon presiden pada 2014.

Dari beberapa nama yang ada, pilihan PKB condong pada nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, dan mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. Menurut Malik, Mahfud dan Jusuf Kalla dianggap memiliki akseptabilitas yang kuat.

Penilaian itu berdasarkan masukan dari pimpinan dan kader PKB di sejumlah daerah karena keduanya berpengalaman, baik di legislatif maupun eksekutif. Malik menambahkan, Mahfud dan Jusuf Kalla juga memiliki citra yang baik di mata masyarakat karena tidak pernah terjerat masalah hukum serius.

Selain itu, Mahfud dan Jusuf Kalla telah menjalin komunikasi yang baik dan intens dengan PKB serta sama-sama memiliki kedekatan dengan elite Nahdlatul Ulama dan kalangan nahdliyin.

"Tapi kita terus membuka semua kemungkinan, mengukur sejauh mana akseptabilitas figur tersebut. Pada saatnya nanti akan kita tentukan dalam forum resmi dan legitimate, bahkan kemungkinan figur-figur itu bisa dipadukan atau dipaketkan," ujar Malik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com