Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Jokowi "Dihilangkan" di Survei, Ini Strategi Politik

Kompas.com - 28/10/2013, 12:21 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Ada atau tidaknya nama Gubernur DKI Jakarta Joko "Jokowi" Widodo sangat berpengaruh dalam sebuah hasil survei calon presiden. Pengaruh tersebut bahkan dinilai sangat besar karena Jokowi adalah tokoh yang sangat signifikan.

"Jadi ini bagian dari political strategy juga," kata Direktur Eksekutif Pol Tracking Institute Hanta Yudha saat dihubungi Kompas.com, Senin (28/10/2013).

Jika nama Jokowi masuk ke dalam survei, kata Hanta, maka sudah pasti Jokowi akan menang dalam survei tersebut. Namun jika nama Jokowi dihilangkan, maka hasilnya akan sangat berbeda. Setiap calon presiden bisa berpeluang memenangkan survei.

"Karena untuk kondisi sekarang ini, tidak ada calon lain itu yang menonjol seperti Jokowi," tambahnya.

Meskipun begitu, Hanta menolak untuk berspekulasi bahwa survei yang menghilangkan nama Jokowi tersebut adalah survei bayaran dari calon presiden lainnya. Menurutnya, setiap survei memang memiliki metode dan cara yang berbeda-beda.

"Jadi kan ada yang metodenya open ada yang close. Nah kalau open tidak dibatasi, siapa saja bisa masuk. Kalau close, dibatasi calon tertentu saja," ujarnya.

Beberapa waktu lalu, nama Jokowi selalu bertengger di urutan pertama survei calon presiden untuk 2014. Namun dalam dua survei terakhir yang dirilis Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Political Weather Station (PWS), nama mantan Wali Kota Solo tersebut tidak terlihat.

Dalam survei LSI, nama Jokowi tidak dimasukkan ke dalam kategori nama-nama capres 2014 karena dinilai belum tentu diusung oleh PDI-P. Sebagai gantinya, capres yang dimasukkan ke dalam survei oleh LSI dari PDI-P adalah Megawati Soekarno Putri. Dengan metode tersebut, Ketua Umum Partai Golkar Abu Rizal Bakrie menempati urutan pertama. Hal yang sama terjadi dalam survei PWS.

Nama Jokowi tidak dihitung dalam kandidat capres karena dianggap belum diusung oleh partai tempatnya bernaung. Sebagai gantinya, Jokowi hanya dianggap sebagai capres alternatif. Hasilnya, Ketua DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto bertengger dalam urutan pertama survei tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Dinilai Tetap Akan Miliki Pengaruh pada Pilkada 2024, Gibran Akan 'All Out'

Jokowi Dinilai Tetap Akan Miliki Pengaruh pada Pilkada 2024, Gibran Akan "All Out"

Nasional
Duga Jadi Sasaran KPK, Megawati Dinilai Lempar Sinyal Sudah Tak Sejalan dengan Pemerintah

Duga Jadi Sasaran KPK, Megawati Dinilai Lempar Sinyal Sudah Tak Sejalan dengan Pemerintah

Nasional
Perayaan Tahun Baru Islam, Menag Berharap Jadi Inspirasi untuk Perbaikan Diri

Perayaan Tahun Baru Islam, Menag Berharap Jadi Inspirasi untuk Perbaikan Diri

Nasional
Kisruh Sirekap, Ketua Komisi II DPR  Usul Negara Siapkan Gawai untuk KPPS pada Pilkada 2024

Kisruh Sirekap, Ketua Komisi II DPR Usul Negara Siapkan Gawai untuk KPPS pada Pilkada 2024

Nasional
Kaesang Digadang-gadang Maju Pilkada Jakarta, Peneliti BRIN: Ini Bukan Kelas Berat Lawan Kelas Bulu...

Kaesang Digadang-gadang Maju Pilkada Jakarta, Peneliti BRIN: Ini Bukan Kelas Berat Lawan Kelas Bulu...

Nasional
Jelang Pilkada, Sirekap KPU Diminta Lebih Cerdas dan KPPS Bisa Koreksi Data

Jelang Pilkada, Sirekap KPU Diminta Lebih Cerdas dan KPPS Bisa Koreksi Data

Nasional
Kapolda Sumbar Dinilai Tak Terima Kritik Terkait Kasus Kematian Afif Maulana

Kapolda Sumbar Dinilai Tak Terima Kritik Terkait Kasus Kematian Afif Maulana

Nasional
DPR: Jika KPU Gagal Jelaskan soal Sirekap, Tak Usah Pakai di Pilkada

DPR: Jika KPU Gagal Jelaskan soal Sirekap, Tak Usah Pakai di Pilkada

Nasional
DPR Bakal Panggil KPU Bahas Evaluasi Sirekap Jelang Pilkada 2024

DPR Bakal Panggil KPU Bahas Evaluasi Sirekap Jelang Pilkada 2024

Nasional
Sentil Kaesang, Peneliti BRIN: Karier Itu Tak Bisa Lompat, Pak Jokowi Saja Mulai dari Solo Dulu

Sentil Kaesang, Peneliti BRIN: Karier Itu Tak Bisa Lompat, Pak Jokowi Saja Mulai dari Solo Dulu

Nasional
Mencari Demokrasi Indonesia

Mencari Demokrasi Indonesia

Nasional
Jadwal Kegiatan Paus Fransiskus Saat Berkunjung ke Indonesia

Jadwal Kegiatan Paus Fransiskus Saat Berkunjung ke Indonesia

Nasional
SYL Bacakan Pleidoi: Menangis, Minta Dibebaskan hingga Putar Video Arahan Jokowi

SYL Bacakan Pleidoi: Menangis, Minta Dibebaskan hingga Putar Video Arahan Jokowi

Nasional
Pihak SYL Ingin Pejabat Kementan Jadi Tersangka Suap, Jaksa KPK: Pengakuan Adanya Korupsi

Pihak SYL Ingin Pejabat Kementan Jadi Tersangka Suap, Jaksa KPK: Pengakuan Adanya Korupsi

Nasional
Klarifikasi soal Jokowi Sodorkan Kaesang, Sekjen PKS: Bukan Menyerang Pribadi atau Pihak Tertentu

Klarifikasi soal Jokowi Sodorkan Kaesang, Sekjen PKS: Bukan Menyerang Pribadi atau Pihak Tertentu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com