Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutarman Klaim Tak Tahu Rencana Penangkapan Novel Baswedan

Kompas.com - 17/10/2013, 21:48 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Calon tunggal Kapolri, Komisaris Jenderal Sutarman, mengaku tak tahu-menahu soal upaya penangkapan Polri terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kompol Novel Baswedan. Sutarman mengaku baru mengetahui anggotanya mendatangi KPK dari pimpinan lembaga tersebut.

"Saya tidak tahu soal penyerbuan itu dan kami pun baru tahu setelah ditelepon Pak Busyro (Wakil Ketua KPK)," ujar Sutarman dalam uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III DPR, Kamis (17/10/2013).

Jawaban Sutarman itu disampaikan untuk merespons pertanyaan yang disampaikan anggota Komisi III dari Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo. Bambang menanyakan apakah Sutarman memang menginstruksikan penangkapan Kompol Novel yang akhirnya membuat renggang hubungan KPK-Polri tersebut.

Menurut Sutarman, penyidik memang sempat berkonsultasi dengannya untuk menangkap Novel terkait kasus yang ditangani Polda Bengkulu. "Dari aspek yuridis itu wajar, tapi dari aspek waktu, kalau ada pelanggaran perlu dipanggil," imbuh mantan Kapolda Metro Jaya ini.

Sutarman mengakui kasus tersebut masih terus berjalan. Namun, penyidik masih melakukan evaluasi karena ada tempus dan locus delicti yang tidak tepat. "Mungkin kami akan lakukan pengawasan ulang untuk proses selanjutnya," imbuh Sutarman.

Diberitakan sebelumnya, pada Oktober 2012, Polda Bengkulu bersama penyidik Polda Metro Jaya mendatangi Gedung KPK. Mereka ingin menangkap anggota Polri yang bertugas sebagai penyidik KPK, Novel Baswedan, dengan dalih kasus penganiayaan berat pada tahun 1999.

Peristiwa ini sempat membuat hubungan KPK-Polri renggang. Pasalnya, Novel adalah Wakil Kepala Satgas KPK untuk kasus korupsi Korlantas Polri yang menjerat Kepala Korlantas, Irjen Djoko Susilo. Saat peristiwa ini terjadi, Sutarman sudah menjabat sebagai Kabareskrim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com