Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahap Panjang Pembangunan Monorel Jakarta

Kompas.com - 16/10/2013, 13:13 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara resmi melanjutkan kembali pembangunan sarana transportasi massal berbasis rel bernama Jakarta Eco Transport Monorail (JET). Pembangunan monorel yang sempat terhenti ini diharapkan rampung tiga hingga empat tahun lagi.

Direktur Teknis PT Jakarta Monorail (PT JM) Rosa Bovananto mengatakan, JET terdiri dari dua jalur, yakni green line dan blue line. Jalur hijau sepanjang 14,3 kilometer dari Palmerah hingga Jalan Sudirman dengan 16 stasiun. Adapun jalur biru membentang sepanjang 13,7 kilometer dengan rute Kampung Melayu-Kuningan-Grogol dengan 14 stasiun. Pembangunan jalur hijau diperkirakan rampung selama tiga tahun atau pada 2016. Adapun jalur biru diperkirakan selesai pada 2017.

Secara keseluruhan, JET memerlukan 1.200 tiang fondasi rel. Tahap pembangunan pertama dilaksanakan di ruas Jalan Setiabudi hingga Dukuh Atas dengan jumlah 34 tiang. Tiap-tiap tiang berjarak sekitar 24 meter. Di ruas itu, sebidang tanah di tepi Jalan Setiabudi, tepatnya di samping Tugu 66, menjadi tempat pertama pembangunan tiang.

"Tahap pertama, namanya bored pile. Ini tahap penting karena berfungsi sebagai fondasi, penahan beban lajur rel yang ada di atasnya nanti," ujarnya seusai groundbreaking monorel, Rabu (16/10/2013) pagi.

Bored pile secara sederhana diartikan mengebor tanah hingga kedalaman 30 meter. Satu tiang fondasi memerlukan empat bored pile. Seusai dibor, kontraktor akan melakukan uji coba beban dengan menekan permukaan tanah di atasnya. Jika tanah itu longsor atau bergeser, maka perlu ada penguatan struktur tanah tersebut. Namun, jika dinyatakan kuat, maka pembangunan dilanjutkan kembali dengan menancapkan tiang pancang ke dalam lubang, kemudian dicor beton agar kuat. Proses yang sama, kata Bovananto, dilakukan di sebanyak 1.200 tiang di seluruh proyek monorel.

"Pengerjaan satu tiang pancang atau fondasi itu singkat, cukup empat hari. Tapi, kalau satu ruas, misalnya dari Setiabudi sampai Dukuh Atas, bisa memakan waktu hingga 3 atau 4 bulan," ujarnya.

Perbedaan hanya terjadi di jalur yang bersinggungan dengan jalan layang non-tol (JLNT) Casablanca sepanjang 1 kilometer. Di lokasi itu, tinggi tiang disesuaikan dengan tinggi JLNT. Monorel di lokasi itu akan dibangun di tengah-tengah JLNT.

Sambil melaksanakan pengerjaan tahap awal ini, Bovananto mengatakan, PT JM akan melakukan uji coba kekuatan sejumlah tiang monorel bekas proyek sebelumnya di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. PT JM telah membentuk tim untuk uji coba itu. Bovananto memastikan, uji coba tersebut tidak mengganggu jalannya pembangunan awal.

"Kemungkinannya tiga. Pertama dinyatakan kuat. Kedua, kita perkuat lagi. Ketiga dihancurkan lalu dibangun baru. Tapi kemungkinan kita perkuat lagi karena ada perbedaan spesifikasi," ujarnya.

Jika sesuai dengan perencanaan, Bovananto yakin pembangunan JET di Jakarta tak lagi mangkrak. Proyek monorel ini sempat mangkrak sejak tahun 2004 dan kini dilanjutkan kembali. Proyek dengan nilai investasi Rp 15 triliun itu mulai dibangun di tepi Jalan Setiabudi, samping Tugu 66, Jakarta Selatan. Perhitungan sementara, satu rangkaian monorel dapat mengangkut 300.000 penumpang pada tahun 2016. Jumlah itu secara bertahap akan ditambah menjadi 600.000 pada tahun 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com