"Nampaknya ini dilakukan musuh polisi yang bisa dibagi ke tiga kategori, yaitu penjahat, pesaing, dan juga keluarga korban dari perlakuan polisi," ujar Pasek dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (14/9/2013).
Politisi Partai Demokrat itu menjabarkan, kelompok penjahat bisa saja berasal dari bandar narkoba hingga kelompok teroris. Sementara dari kelompok pesaing, Pasek tidak mau membukanya. Namun, kata Pasek, kelompok pembenci polisi dari pesaing ini berasal dari institusi formal yang merasa tersaingi dengan kewenangan dan eksistensi Polri saat ini.
Sementara dari kelompok ketiga ialah keluarga korban dari perlakuan polisi yang menaruh dendam. Tetapi, Pasek meminta mewaspadai akan adanya motif penembakan terkait kelompok teroris.
"Kejadian belakangan ini mendekati bulan September-Oktober penuh dengan nuansa teroris. Hari puncak dunia terjadi di dua bulan ini, yakni kejadian WTC dan Bom Bali. Saya kira perlu hati-hati," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Ronny Sompie tak menampik adanya tiga kelompok yang membenci Polri tersebut.
"Kami tidak menampik tiga kelompok ini. Oleh karena itu, polisi berupaya melakukan pemetaan dan perbaikan pola kinerja, cara bertindak yang baik dalam lakukan tugas di lapangan," kata Ronny.
Rentetan penembakan polisi
Penembakan yang menewaskan Bripka Sukardi, Selasa (10/9/2013), menambah deretan korban penembakan polisi oleh orang tak dikenal dalam dua bulan terakhir. Dengan kematian Sukardi, empat polisi tewas dan satu polisi yang lain terluka.
Selain Sukardi, polisi yang tewas ditembak oleh orang tak dikenal di sekitar Jakarta selama dua bulan ini adalah Aiptu Dwiyatno, Aiptu Kushendratna, dan Bripka Ahmad Maulana. Aiptu Dwiyatno ditembak oleh orang tak dikenal pada 7 Agustus 2013 di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
Selang sepekan, tepatnya satu hari sebelum perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia, giliran Aiptu Kushendratna dan Bripka Ahmad Maulana tewas ditembak di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten. Sementara seorang anggota polisi yang selamat, meski juga ditembak, adalah Aipda Patah Saktiyono.
Penembakan terjadi pada 27 Juli lalu di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Patah adalah anggota Satuan Lalu Lintas Polsek Metro Gambir, Jakarta Pusat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.