Salah satu contoh sederhana, kata Acep, akun Twitter pribadi Presiden SBY yang dianggap meniru akun pribadi Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Dalam bio di akun Twitter SBY, kata Acep, tertulis "Akun Resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dikelola oleh staf Khusus Presiden Republik Indonesia. Twit dari Presiden ditandai *SBY*."
"Akun Twitter SBY enggak kreatif. Dari bio itu dapat ditangkap kesan dan pesan bahwa ini adalah akun Presiden dan Anda harus hati-hati berinteraksi dengannya," kata Acep dalam Diskusi Kompas-Lingkar Muda Indonesia (LMI) dengan tema "Pemimpin yang Menyelesaikan Masalah" di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (12/9/2013).
Menurut Acep, hal ini membuat akun Presiden SBY sangat institusional, formal, dan kaku. Kekakuan itu, lanjutnya, tampak dari "kicauan" yang di-posting-nya.
"Dengan segala kekurangan yang dimiliki, saya akan tetap gigih berjuang untuk kebaikan negeri ini. Mohon doa restu rakyat Indonesia," kata Acep, mengutip kicauan SBY yang di-posting sekitar pukul 01.00, Rabu (11/9/2013) kemarin.
Bagi Acep, ungkapan SBY dalam akun Twitter-nya terasa kurang pas karena mendudukkan dirinya pada posisi formal. Selain itu, substansi yang terkandung dalam kicauannya juga dianggap klise dan masuk dalam kategori metafora mati, alias bahasa yang sudah tidak memiliki kekuatan apa pun, kecuali hanya bisa berdiri sebagai deretan huruf.
"Dengan model pengucapan seperti itu, Presiden hanya memindahkan status dirinya ke situs virtual tanpa ada pembelajaran tentang masyarakat virtual. Bisa dibilang seperti blusukan ke tempat berlumpur, tapi menggunakan baju safari yang necis," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.