Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Tak Akan Halangi JK Ikut Konvensi Demokrat

Kompas.com - 28/08/2013, 09:45 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari mengatakan, partainya akan menghormati semua pilihan politik yang akan diambil Muhammad Jusuf Kalla, terkait tawaran mengikuti Konvensi Capres Demokrat. Setelah djumpai Komite Konvensi Demokrat, Selasa (27/8/2013), Kalla menyatakan akan mempertimbangkan mengikuti konvensi. 

Hajriyanto mengatakan, Kalla merupakan tokoh senior Golkar dan dikenal sebagai tokoh nasional karena pernah menjabat wakil presiden. Oleh karena itu, menurutnya, wajar bila ada tawaran dari partai lain untuk mengusungnya menjadi calon presiden.

"Golkar tak akan menghalangi Jusuf Kalla untuk maju mengikuti konvensi," kata Hajriyanto, saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (28/8/2013).

Akan tetapi, katanya, Golkar berharap Kalla tak tergiur tawaran mengikuti konvensi dan memperkuat pencalonan Aburizal Bakrie sebagai capres Golkar. 

KOMPAS/Hendra A Setyawan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla memberikan keterangan kepada wartawan di kantor PMI, Jakarta, Selasa (29/5/2012). Terkait pencalonan presiden yang diusung Partai Golkar, wakil presiden ke sepuluh ini tidak akan mencampuri urusan internal partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Keinginan subyektif Golkar tentu Pak JK (Jusuf Kalla) tak maju mengikuti konvensi, tapi kita tak akan menghalangi, tak akan memberikan sanksi karena menghormati ketokohan Pak JK," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Jusuf Kalla mengaku mempertimbangkan untuk mengikuti Konvensi calon presiden Partai Demokrat. Sejumlah aspek tengah ia telaah dan keputusannya akan diberikan dalam waktu dekat.

Pada Selasa (27/8/2013), Ketua Komite Konvensi Demokrat Maftuh Basyuni dan Wakil Ketua Taufiqurrahman Ruki mendatangi rumah Jusuf Kalla. Kedatangan kedua orang tersebut untuk memastikan kesediaan Jusuf Kalla mengikuti jalannya konvensi. Kedatangan tersebut merupakan yang ketiga kali.

Sebelumnya, pada tanggal 16 dan 22 Agustus lalu, komite sudah pernah mendatangi kediaman Jusuf Kalla untuk menanyakan hal yang sama. Sementara itu, ketika ditanya apa saja yang dibahas pada pertemuan malam ini, Jusuf Kalla masih enggan membeberkannya.

"Kami berbincang ke depannya apa, kemungkinannya apa," kata Jusuf Kalla singkat sembari masuk ke dalam rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com