JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan diperkirakan bakal mendulang suara jika mendeklarasikan mengusung Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden di pemilu 2014 sebelum pemilu legislatif di April 2014.
Hal itu terlihat dari survei yang dilakukan Forum Akademisi Teknologi Informatika (IT). Hasil survei dipaparkan Ketua Forum Akademisi IT Hotland Sitorus di Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Hotland mengklaim bahwa pihaknya melakukan telah melakukan survei pada 1-20 Agustus 2013. Sebanyak 2.000 orang (1.000 pria dan 1.000 perempuan) di 34 provinsi menjadi responden dengan teknik wawancara langsung. Menurut mereka, margin of error hasil survei tersebut plus minus 2,5 persen.
Jika ditanya pilihan parpol, PDI-P berada di urutan teratas dengan angka elektabilitas 20,40 persen. Disusul Partai Golkar 16,7 persen, Partai Gerindra 9,6 persen, Partai Demokrat 6,6 persen, Hanura 4,3 persen, PKS 4,1 persen, PPP 3,6 persen, PAN 3,6 persen, PAN 2,2 persen, Partai Nasdem 2,3 persen, PBB 0,6 persen, dan PKPI 0,4 persen.
Menurut Hotland, hasil survei tersebut berbeda jika PDI-P terlebih dulu menetapkan Jokowi sebagai capres sebelum pemilu legislatif. Suara PDI-P, kata dia, melonjak menjadi 34 persen. PDI-P mendulang suara dari pemilih parpol lain.
Disebutkan, jika Jokowi ditetapkan sebagai capres, suara Golkar turun menjadi 14,1 persen, Gerindra 8,5 persen, Demokrat 5 persen, PKS 3,9 persen, Hanura 3,5 persen, PKB 3,3 persen, PPP 3,1 persen, Nasdem 2,1 persen, PAN 1,9 persen, PBB 0,6 persen, dan PKPI 0,3 persen.
"Kalau PDI-P mengambil kesempatan ini (menetapkan Jokowi capres), mereka akan menerima madu dari masyarakat," kata Hotland.
Survei Kompas
Dalam survei yang dilakukan Kompas pada Juni 2013, elektabilitas Jokowi mencapai 32,5 persen. Proporsi itu meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tingkat keterpilihannya pada Desember 2012. Di sisi lain, tingkat penolakan responden terhadap dirinya tampak minim dan semakin kecil. Dari seluruh responden, yang secara ekstrem tidak menghendaki dirinya menjadi presiden hanya di bawah 5 persen.
Sebaliknya, saat ini basis dukungan terhadap Jokowi makin luas. Ia makin diminati oleh beragam kalangan, baik dari sisi demografi, sosial ekonomi, maupun latar belakang politik pemilih. Dari sisi demografi, misalnya, dukungan dari kalangan beragam usia, jenis kelamin, ataupun domisili responden Jawa maupun luar Jawa bertumpu kepadanya.
Sosoknya juga populer tidak hanya bagi kalangan ekonomi bawah, tetapi juga kalangan menengah hingga atas. Ia pun diminati oleh beragam latar belakang pemilih partai politik, tidak hanya tersekat pada para simpatisan PDI Perjuangan, partai tempatnya bernaung. Bagi responden pendukungnya, paduan antara karakteristik persona yang dimiliki dan kompetensi yang ditunjukkan Jokowi selama ini menjadi alasan utama mereka menyandarkan pilihan. Ketulusan, kepolosan, dan kesederhanaan yang ditunjukkan Jokowi menjadi modal kepribadian yang memikat publik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.