Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Penyidik KPK Geledah Kantor SKK Migas

Kompas.com - 15/08/2013, 05:31 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penggeledahan di Kantor Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sejak Rabu (14/8/2013) malam dilakukan tak kurang dari 20 penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi. Sementara situasi di kompleks kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terlihat sepi tanpa ada aktivitas. Kedua tempat itu masuk "daftar geledah" KPK terkait tertangkap tangannya Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini dengan dugaan menerima suap pada Selasa (13/8/2013) malam.

Jumlah penyidik yang turut menggeledah kantor SKK Migas, yang berlokasi di Gedung Wisma Mulia, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, diketahui dari buku tamu gedung. Dari buku itu diketahui 15 penyidik tiba sekitar pukul 21.30 WIB dan langsung menuju lantai 39A.

Kemudian pada pukul 23.20 WIB, ada lagi lima penyidik lain yang mengaku juga dari KPK datang dan menemui para petugas keamanan gedung. Tanpa mengisi buku tamu, penyidik yang datang belakangan ini langsung menyusul rekan-rekannya. Hingga Kamis (15/8/2013) dini hari, berdasarkan pemantauan Kompas.com, para penyidik belum meninggalkan gedung itu.

Tim penyidik yang datang menjelang tengah malam itu membawa tas kamera, sebuah kardus bergambar printer yang tak diketahui isinya, satu kardus bertuliskan KPK yang tak diketahui isinya, dan sejumlah benda lain. Tidak terlihat pengamanan khusus di gedung tersebut selama ada penggeledahan.

Sementara di Kementerian ESDM, wartawan hanya bisa berada di luar pagar kantor di persimpangan Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Selatan tersebut. Suasana dari luar terlihat sepi dan bahkan lampu pun tak banyak yang menyala.

Sebelumnya, Juru Bicara KPK Johan Budi membenarkan mengenai adanya penggeledahan tersebut. "(Penggeledahan) di kantor SKK Migas (di) Jalan Gatot Subroto, (dan) di kantor Sekjen ESDM Jalan Medan Merdeka," kata Juru Bicara KPK Johan Budi.

Menurut Johan, penggeledahan dilakukan dalam rangka mencari bukti tambahan terkait penyidikan kasus yang menjerat Rudi, petinggi PT Kernel Oil Private Limited (KOPL) Simon Tanjaya, dan seorang pelatih golf bernama Deviardi yang ditangkap pada Selasa malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com