Masyarakat tentu tidak bisa berharap kinerja DPR meningkat. Dari target legislasi 70 UU, DPR hanya sanggup menyetujui 13 UU. Di bidang pengawasan, justru makin banyak anggota DPR yang terjerat korupsi. Kinerja anggaran juga begitu. Sulit mengharapkan DPR dan pemerintah menghasilkan UU APBN 2014 yang matang sehingga tak perlu lagi ada APBN Perubahan 2014 karena akurasi prediksinya lemah.
Kesibukan anggota DPR menjelang pemilu hingga menelantarkan fungsi utamanya di parlemen sebenarnya janggal. Menurut politisi Hanura, Saleh Husin, anggota DPR punya waktu lima tahun atau sepanjang jabatan. Di tiap masa reses atau akhir pekan, anggota DPR dapat menyerap aspirasi, berkomunikasi, dan mengimplementasikan programnya di daerah pemilihan. Jika anggota DPR rajin dan rutin turun ke dapil sepanjang ia menjabat, ditambah kinerja baiknya di parlemen, elektabilitasnya di dapilnya akan tinggi.
Dengan kerja ideal macam ini, kata Saleh, menjelang pemilu, anggota DPR tak kekurangan waktu bersosialisasi. Dia bisa tetap stabil menjalankan agendanya. Senin sampai Jumat di parlemen menghadiri sidang-sidang komisi, paripurna, dan fraksi. Di akhir pekan, mereka turun ke dapil menemui konstituen.
Namun, sudah cukup lama hal-hal ideal absen di DPR. Terlihat saat ini, banyak anggota DPR ekstra keras meningkatkan elektabilitasnya menjelang pemilu. Mencuri waktu turun ke dapil dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan sebagai anggota DPR.
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia, Lucius Karus, menegaskan, ada pelanggaran ketika anggota DPR mencuri waktu sidang untuk ke dapil. Apalagi, itu digunakan untuk kampanye semata agar terpilih kembali.
Menurut Lucius, tugas utama anggota legislatif adalah membuat UU, mengawasi pemerintah, dan membuat anggaran yang pro-rakyat. Jika ini diabaikan, dia tak layak menjadi anggota legislatif.
Jika orang macam ini yang hari-hari ini ke dapil dan melupakan tugasnya dipilih lagi, kinerja DPR periode mendatang tak akan membaik dan masyarakat merugi. Anggota DPR seperti ini sudah selayaknya tak dipilih lagi. (FAJ)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.