"Dengan yang lain saja tidak boleh bentrok, kok sesama Polri malah bentrok, ini memalukan dan tindakan yang bodoh," kata Taslim saat dihubungi, Kamis (25/7/2013).
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan, bisa dipastikan, bentrokan itu terjadi karena buruknya hubungan kerja antarkesatuan. Ia mendesak Kapolri untuk mengusut dan memberi sanksi tegas pada oknum yang terlibat. Sanksi tegas, kata Taslim, perlu dilakukan untuk memberikan efek jera dan agar kejadian serupa tak berulang.
Ia khawatir dampak dari peristiwa itu akan menggerus kesatuan dan solidaritas di internal Polri serta membuat masyarakat semakin tak memercayainya.
"Pasti akan membuat masyarakat bertambah tidak percaya kepada Polri. Kalau masyarakat sudah tak percaya (Polri), itu sangat membahayakan," ujarnya.
Untuk diketahui, pada Rabu (24/7/2013) malam, sekitar 30 anggota satuan Brimob Polda Jateng di Srondol mendatangi markas Sabhara di Jalan Hadi Subeno, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah. Mereka kemudian masuk ke markas, memecah kaca meja yang ada di lobi, dan memukuli sekitar tujuh orang anggota Sabhara menggunakan tongkat kayu.
Para anggota Sabhara yang lebih banyak kemudian melerai perkelahian itu dan anggota Brimob segera meninggalkan lokasi. Perkelahian itu dipicu oleh pesan dalam BlackBerry Messenger dari anggota Sabhara yang menyinggung anggota Brimob. Pesan singkat itu menyebutkan bahwa para anggota Brimob tidak berani. Akibat kejadian tersebut, empat orang anggota Sabhara terluka ringan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.