Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Jangan Biarkan Kekerasan oleh Siapa Pun, Termasuk FPI

Kompas.com - 22/07/2013, 12:27 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada jajaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk tidak membiarkan aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh siapa pun, termasuk oleh Front Pembela Islam (FPI). Sebelum kekerasan terjadi, Presiden berharap ada langkah persuasif dari kepolisian.

"Tetapi, kalau tidak bisa dan aksi kekerasan tetap dilancarkan, hukum harus ditegakkan dengan tegas. Polri tidak perlu ragu dalam bertindak," kata Presiden melalui Fan Page Facebook Susilo Bambang Yudhoyono yang ditulis pada Minggu (21/7/2013) malam.

Hal itu dikatakan Presiden menyikapi bentrokan antara kelompok FPI dan warga warga Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, pekan lalu.

Presiden mengatakan, hukum harus ditegakkan dengan tegas. Masyarakat harus dilindungi dan dibebaskan dari rasa cemas dan takut. Namun, untuk menegakkan hukum, Polri tetap harus profesional dan adil. Presiden tidak ingin lagi ada korban jiwa.

Secara umum, Presiden bersyukur lantaran umat Muslim di Indonesia bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang. Presiden membandingkan dengan kondisi di berbagai negara, di mana umat Muslim tidak memiliki kemudahan yang sama.

"Tengok misalnya apa yang terjadi di Syiria (Suriah), Mesir, Irak, dan juga Afganistan, yang masih diguncang ledakan bom maupun kekerasan bersenjata yang lain. Cara kita bersyukur kepada Allah SWT adalah dengan menjaga ketenteraman dan ketenangan kehidupan masyarakat kita sehingga kita bisa beribadah dengan baik. Saya mengajak semua pihak untuk menghormati dan memuliakan bulan Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan," kata Presiden.

Seperti diberitakan, kepolisian menetapkan tiga orang sebagai tersangka terkait bentrokan antara FPI dan warga Sukorejo. Mereka ialah SH (supir Avanza yang menabrak warga hingga tewas), SY (22), dan BAW (22). Kepolisian masih melakukan penyelidikan dan penyidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com