Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/07/2013, 18:21 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pembina DPP Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo menyampaikan alasan mengapa pihaknya enggan berkoalisi dalam menghadapi pemilihan presiden periode 2014-2019.

Menurutnya, koalisi hanya akan mengekang dan berpotensi terjebak dalam kesepakatan yang tidak jelas.

"Kalau banyak berkoalisi dengan partai lain, tidak ada jaminan mengubah Indonesia. Koalisi, kompromi. Kita tidak tahu komprominya seperti apa," kata Hary Tanoe, dalam acara buka bersama yang digelar di Kantor DPP Partai Hanura, di Jakarta Pusat, Sabtu (20/7/2013).

Untuk itu, kata dia, cara utama agar visi partainya dapat terlaksana dengan baik adalah dengan cara memenangkan pemilu 2014. Ia mendorong semua mesin partai Hanura untuk bersatu padu dengan visi dan tujuan memenangkan pemilu.

"Diperlukan militansi, kerja keras, kerja cerdas, kerjas sama yang baik antarpengurus karena tujuan kita sama, mau menang," ujarnya.

Seperti diketahui, Partai Hanura telah mendeklarasikan pasangan capres dan cawapresnya pada Rabu (3/7/2013 lalu. Ketua Umum DPP Hanura Wiranto dan Hary Tanoesudibjo akan menjadi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari Hanura.

Keputusan menduetkan Wiranto dan Hary Tanoe diambil bukan karena permintaan calon yang dipasangkan atau deal politik pribadi. Akan tetapi diambil dari hasil rapat seluruh Ketua DPD Partai Hanura yang dilakukan pada Minggu (30/6/2013).

Dalam upaya pemenangannya, Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Hanura secara resmi mulai bekerja pada Minggu (21/7/2013). Kerja Bapilu Hanura secara langsung di komandoi oleh Hary Tanoe yang tak lain merangkap jabatan sebagai Ketua Bapilunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com