Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Rp 7,8 T untuk Kawasan Perbatasan Harus Dioptimalkan

Kompas.com - 18/07/2013, 12:18 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tahun ini, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 7,8 triliun untuk mengelola batas wilayah negara dan kawasan perbatasan. Kepala Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) Gamawan Fauzi berharap anggaran dalam Rencana Aksi Pengelolaan Perbatasan Negara itu bisa digunakan secara optimal untuk penyediaan sarana dan prasarana untuk membuka keterisolasian, pelayanan sosial dasar masyarakat, serta untuk penyediaan peralatan dan teknologi pengembangan ekonomi lokal.

"Jadi, total ada sekitar Rp 7,8 triliun untuk mengelola wilayah negara dan kawasan perbatasan. Itu harus bisa dimaksimalkan untuk membangun wilayah perbatasan kita," katanya dalam sambutannya pada rapat kerja ke-5 BNPP, Kamis (18/7/2013).

Pria yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri itu menjabarkan, anggaran pengelolaan terdiri dari anggaran yang disalurkan 24 kementerian dan lembaga (K/L) sebesar RP 7,3 triliun. Sementara itu, sisanya disalurkan dari anggaran Kementerian Dalam Negeri, yaitu dari dana alokasi khusus (DAK) sebesar RP 458,1 miliar dan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan sebesar Rp 70,5 miliar.

Ia mengutarakan, anggaran 2013 untuk perbatasan meningkat sebesar 89 persen dibanding 2012. Pada 2012, anggaran pengelolaan perbatasan hanya Rp 3,9 triliun. Dia menyampaikan, dengan dana tersebut, diharapkan angka kemiskinan penduduk perbatasan dapat menurun mencapai target yang dipasang, yaitu 14,20 persen pada 2014. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi wilayah perbatasan diharapkan meningkat menjadi 7,10 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com