Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejelasan Konvensi Demokrat Masih Ditunggu

Kompas.com - 13/07/2013, 06:33 WIB
Tomy Trinugroho A.

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com —Kejelasan detail konvensi Partai Demokrat masih ditunggu publik. Disangsikan, keputusan pemenang konvensi sepenuhnya ditentukan oleh survei.

"Tujuh pokok pelaksanaan konvensi yang disampaikan Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono harus dijabarkan lebih lanjut," kata Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yuda, di Jakarta, Jumat (12/7/2013).

Menurut Hanta, ada kabar bahwa penentuan pemenang konvensi nantinya tidak hanya didasarkan pada hasil survei, tetapi juga oleh internal partai. "Jadi, ada semacam pembobotan. Sekian persen dari survei dan sekian persen lagi oleh internal partai. Hal ini yang harus diperjelas," tutur Hanta.

Kejelasan tentang detail pelaksanaan konvensi ditunggu oleh berbagai kalangan. Jika sudah ada kejelasan, menurut Hanta, baru dapat dinilai apakah konvensi Partai Demokrat hanya akal-akalan untuk memperbaiki citra partai ini atau benar-benar bertujuan mencari capres yang baik.

Sekretaris Dewan Kehormatan Demokrat Denny Kailimang menyatakan, kejelasan mengenai konvensi akan diberikan saat pengumuman komite konvensi. Ia memperkirakan, komite yang terdiri dari empat orang independen dan tiga orang internal Partai Demokrat itu mulai bekerja pada pekan depan. Karena itu, pengumuman mengenai pembentukan komite kemungkinan dilakukan pada pekan ini.  

Partai lain

Ketua Harian Partai Demokrat Sjarifuddin Hasan menjelaskan bahwa peserta konvensi nantinya harus ikut menjelaskan visi dan misi Partai Demokrat ketika peserta itu melakukan sosialisasi. Keharusan ini juga berlaku bagi peserta konvensi dari partai lain. "Peserta non-kader Partai Demokrat itu pun harus non-aktif dari partainya," paparnya.

Hanta menilai, pada fase awal, Partai Demokrat sebaiknya tidak mengutamakan keharusan peserta konvensi untuk menjelaskan platform Partai Demokrat. Alasannya, tujuan konvensi bukan untuk mencari juru kampanye, melainkan untuk mencari pemimpin bangsa.

Kalau pada fase akhir, misalnya saat tersisa dua peserta, mereka diwajibkan menjadi kader Partai Demokrat, baru hal itu bisa diterima. "Karena sebagai capres Demokrat, mereka tentu harus memiliki platform yang sama dengan Demokrat," tutur Hanta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com