“Masalah gaji, menurut juru bayar, memang masih di Mabes Polri. Biasanya diambil bersama-sama oleh juru bayar BNN. Diambil, kemudian dibawa ke BNN. Memang pernah dilakukan penyetopan karena indikasi (AD) jarang masuk,” ujar Kepala Bagian Humas BNN Kombes Sumirat Dwiyanto di Mabes Polri, jakarta Selatan, Rabu (10/7/2013).
Namun, kata Sumirat, saat itu AD langsung menghadap atasannya di BNN dan pembayaran AD pun lancar kembali. Menurut Sumirat, AD telah mengambil seluruh gajinya hingga terakhir bertugas di BNN.
AD menyusup ke kantor BNN, Kamis (4/7/2013). Dia berdalih hanya ingin mengambil berkas pribadinya terkait gaji selama bertugas di BNN. Dengan dokumen itu, AD mengaku berencana mengklarifikasi pembayaran gajinya yang belum diberikan sejak Agustus 2012 hingga Januari 2013.
Sementara itu, BNN menyatakan AD mengambil dua folder yang salah satu folder saja sudah memuat 125 berkas. “Untuk di tata usaha, dokumen yang hilang adalah surat menyurat keluar masuk. Sedang didata surat apa saja,” kata Sumirat.
Polri dan BNN saat ini berkoordinasi mencocokkan keterangan AD. Bareskrim Polri telah memanggil AD yang saat ini bertugas di Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus. Adapun BNN telah meminta keterangan para saksi di antaranya satpam dan anggota BNN yang saat itu berada di lantai 6 Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur.
Seperti diberitakan, Kompol AD menyelinap masuk ke Gedung BNN, Jakarta Timur, Kamis (4/7/2013) sekitar pukul 20.00. Menurut keterangan saksi, AD sempat mengancam satpam BNN agar tidak memberi tahu siapa pun perihal kedatangannya. Kedatangan AD terekam kamera CCTV.
AD tercatat memiliki reputasi yang buruk selama bertugas di BNN. Dia jarang masuk dan diduga pernah memberikan lencana penyidik BNN kepada seorang tersangka kasus narkotika. AD akhirnya keluar dari BNN dan kembali ke Badan Reserse kriminal Polri.
Selepas dari BNN, AD ditempatkan di Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri. Namun, AD tidak memiliki kualifikasi sebagai penyidik di Direksus sehingga diberi pelatihan. Saat bertugas di Bareskrim Polri pun AD diketahui jarang masuk dan sering absen dengan alasan sakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.