Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinamit Hilang, JK Nilai Polisi Lalai

Kompas.com - 01/07/2013, 12:59 WIB
Sandro Gatra

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com
— Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK menilai, pihak yang paling bertanggung jawab terhadap hilangnya 250 batang dinamit adalah pihak kepolisian. Menurutnya, kepolisian tidak mengerahkan personel yang cukup untuk mengamankan distribusi barang berbahaya.

"Barang yang begitu sensitif cuma dikawal dua orang, pasti kurang pengawasan. Kalau kurang pengamanan, kemungkinan lalainya pasti tinggi sekali. Cuma dua orang polisi, padahal yang dikawal lima truk. Tengah malam lagi, pasti susah itu," kata JK di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Senin (1/7/2013).

Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman juga menilai ada kesalahan di kepolisian. Ke depan, harapannya, prosedur pengawalan bahan peledak perlu diperbaiki.

Marciano menambahkan, pelaku pencurian tersebut bisa saja teroris. Mereka sudah membidik bahan peledak lantaran kurangnya pengamanan. Namun, kata dia, bisa juga pelaku merupakan bajing loncat yang biasa mencuri barang-barang di kendaraan.

"Kita harapkan dinamit itu segera ditemukan karena berpotensi menimbulkan gangguan," kata Marciano.

Seperti diberitakan, hilangnya dua kotak yang setiap kotak berisi 125 batang dinamit baru diketahui saat sampai di tujuan, yakni di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Saat diperiksa, terpal penutup salah satu truk sobek.

Iring-iringan sempat berhenti di Marunda, Jakarta Utara, saat dibawa dari Subang, Jawa Barat. Kendaraan juga beberapa kali berjalan pelan akibat jalan rusak. Saat berhenti atau berjalan pelan, diduga aksi pencurian dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com