Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua Anggota DPR Harus Pakai Jas dan Dasi

Kompas.com - 28/06/2013, 14:22 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie mengatakan, pimpinan DPR sudah sepakat dengan Badan Kehormatan untuk menerapkan aturan berpakaian para anggota dewan dalam mengikuti rapat paripurna. Kini, seluruh anggota dewan diwajibkan mengenakan jas dan juga dasi.

"Soal pakaian, untuk paripurna sepakat selama ini pakai jas saja karena ini termasuk pakaian nasional kita," ujar Marzuki di Kompleks Parlemen, Jumat (28/6/2013).

Politisi Partai Demokrat ini menyadari peraturan itu masih belum tersosialisasi dengan baik sehingga membuat banyak anggota dewan yang masih tetap mengenakan kemeja batik saat mengikuti rapat paripurna. Marzuki pun mengimbau mereka yang gemar berpakaian batik untuk mengikuti aturan ini. Marzuki lalu menjabarkan keuntungan mengenakan jas daripada kemeja batik.

"Kalau jas 20 kali nggak dicuci masih bersih, beda dengan batik tiga kali saja sudah jelek dan bisa keringatan. Kalau jas kan nggak, bisa lebih awet," imbuhnya.

Selain itu, jas juga diangap lebih formal dibandingkan dengan kemeja batik. Aturan tentang berpakaian ini, kata Marzuki, hanya berlaku dalam rapat paripurna. Sementara dalam rapat-rapat komisi ataupun alat kelengkapan DPR tidak diatur secara khusus. Selain itu, aturan ini juga baru akan diterapkan pada anggota dewan pria.

"Yang perempuan belum kami bahas," ucap Marzuki.

Ia menambahkan, selain mengenakan jas, anggota dewan juga diharuskan mengenakan dasi dalam setiap rapat paripurna. Menurut Marzuki, jas dan dasi adalah kombinasi yang harus dikenakan.

"Tidak ada namanya jas tanpa dasi. Apa artinya kalau jas tanpa dasi?" katanya.

Sebelumnya, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sempat mengkritik aturan ini. Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid bahkan mengaku sengaja mengenakan dalam rapat paripurna lalu untuk menentang aturan ini.

"Saya rasa tidak ada hubungannya antara kinerja anggota dewan dengan pakaian yang dikenakan," tukas Hidayat beberapa waktu lalu.

Menanggapi penolakan dari Fraksi PKS itu, Marzuki menyatakan tak mempersoalkannya karena wajar saja di dalam demokrasi ada perbedaan pandangannya. Namun, Marzuki meminta agar seluruh fraksi menaati peraturan yang telah disepakati itu.

"DPR ini lembaga yang sudah diatur, kalau pribadi sih enak saja pakai kaus. Tapi, kan ini kita mewakili secara institusi, jadi ikutilah aturan lembaga," kata Marzuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com