Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Tak Akan Ambil Kursi Menteri PKS

Kompas.com - 22/06/2013, 17:02 WIB
Sandro Gatra

Penulis


BALI, KOMPAS.com -
Partai Golkar tidak akan mengambil kursi menteri yang kini diduduki menteri asal Partai Keadilan Sejahtera jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ternyata melakukan perombakan kabinet. Jika tiga menteri asal PKS dicopot, Golkar mengikhlaskan kursi tersebut pada parpol lainnya di koalisi.

"Kami sudah bicara di internal, Golkar tidak akan mau ambil posisi di Kementerian itu (yang ditinggal PKS)," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Fadel Muhammad di sela-sela acara Pembekalan Caleg dan Pengukuhan Badan Koordinasi Pemenangan Pemilu (BKPP) di Bali, Sabtu ( 22/6/2013 ).

Fadel mengatakan, pihaknya menganggap waktunya terlalu singkat jika menerima kursi menteri. Fadel mengaku baru-baru ini sempat ditanya di internal Golkar apakah mau menempati kursi Menteri Pertanian. Meski merasa memiliki kemampuan dalam bidang pertanian, Fadel mengaku tidak tertarik lantaran waktu yang terlalu singkat.

"Saya enggak berminat lagi. Saya pikir Golkar lebih baik tidak ambil posisi itu. Lebih baik diserahkan ke profesional. Sudah enggak bisa berbuat banyak (kalau diterima). Kita sudah sibuk mengurus partai," kata mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu.

Meski demikian, tambah Fadel, pihaknya menyerahkan sepenuhnya terkait reshuffel kepada Presiden. Pasalnya, perombakan kabinet merupakan hak prerogatif Presiden.

Seperti diberitakan, wacana reshuffel kembali muncul setelah PKS kembali tidak mendukung kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. PKS menolak harga premium menjadi Rp 6.500 per liter dan solar Rp 5.500 per liter.

Penolakan itu dianggap melanggar code of conduct koalisi. Akibatnya, PKS seharusnya mengundurkan diri dari koalisi. Selanjutnya, Presiden akan bersikap mengenai tiga menteri asal PKS. Adapun PKS menyerahkan sepenuhnya posisi koalisi maupun menteri kepada Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    Nasional
    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Nasional
    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Nasional
    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Nasional
    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Nasional
    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com