Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tifatul dan Suswono Siap Dicopot

Kompas.com - 18/06/2013, 16:08 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua politisi Partai Keadilan Sejahtera yang duduk di Kabinet Indonesia Bersatu II, Tifatul Sembiring dan Suswono, mengaku siap dipecat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono setelah PKS menentang kebijakan pemerintah soal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Soal menteri diserahkan kepada Presiden. Diberi amanah, ya kita jalan. Kalau dicabut amanahnya, ya sudah selesai," kata Tifatul di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (18/6/2013).

Tifatul mengatakan, hingga saat ini tidak ada keputusan resmi partainya untuk keluar koalisi. Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS menyerahkan tiga menteri PKS kepada Presiden.

Suswono mengatakan, dirinya berkali-kali sudah mengatakan siap untuk dicopot sebagai Menteri Pertanian. Isu pencopotan, kata dia, juga sudah muncul sejak tahun pertama menjabat.

"Isu reshuffle kan dari tahun kemarin. Jawabannya sama, reshuffle itu hak prerogatif Presiden, ada kasus maupun tidak. Kami ditugaskan untuk membantu Presiden. Kalau Presiden mengganti, kita hormati," kata Suswono.

Lantaran partai menyerahkan tiga menteri kepada Presiden, Suswono, dan Tifatul akan tetap loyal kepada Presiden. Apalagi, sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul menjabat Sekretaris Tim Sosialisasi BBM sehingga harus ikut menyosialisasikan rencana kenaikan harga BBM kepada rakyat.

Bahkan, Tifatul dan Suswono mengaku sudah menyosialisasikan alasan kenaikan harga BBM kepada internal partainya ketika rapat DPTP di Lembang, Bandung, pekan lalu. Nyatanya, Fraksi PKS di DPR tetap menentang kenaikan harga BBM.

Ketika disinggung keinginan internal koalisi agar PKS keluar dari koalisi, Tifatul santai. Pasalnya, PKS tidak berbicara dengan parpol koalisi, namun dengan Presiden. "Itu silakan saja mereka bicara seperti itu," pungkas calon anggota legislatif DPR itu.

Seperti diberitakan, Sekretariat Gabungan belum akan membahas sikap PKS saat ini. Setgab, termasuk Presiden, masih fokus kepada persiapan kenaikan harga premium menjadi Rp 6.500 per liter dan solar Rp 5.500 per liter.

Hanya, internal koalisi menganggap PKS telah melanggar code of conduct koalisi. Dalam code of conduct disebutkan, apabila tidak ditemukan solusi yang disepakati bersama dalam koalisi, maka parpol yang bersangkutan dapat mengundurkan diri.

Jika tidak mengundurkan diri, pada hakikatnya kebersamaan dalam koalisi telah berakhir. Selanjutnya, Presiden mengambil keputusan dan tindakan menyangkut keberadaan parpol dalam koalisi dan perwakilan partai yang berada dalam kabinet. Apakah Presiden akan mengganti tiga menteri PKS? Kita tunggu saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Nasional
    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com