Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Akan Pecat Rusli

Kompas.com - 15/06/2013, 13:41 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Golkar akan mengambil sikap tegas terhadap Gubernur Riau Rusli Zainal yang ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi karena terjerat kasus dugaan suap pembahasan peraturan daerah tentang Pekan Olahraga Nasional (PON) dan korupsi kehutanan. Rusli dipastikan akan dicoret dari struktur Partai Golkar pada waktunya nanti.

"Saat ini belum, saat ini masih dalam tahap mekanisme menuju ke sana," kata Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Satya Widya Yudha saat ditanya apakah Golkar akan mencoret Rusli dari struktur partai.

Saat ini, Rusli menjabat Ketua DPP Partai Golkar Bidang Hubungan Eksekutif dan Yudikatif. Dia ditahan KPK seusai diperiksa selama enam jam lebih pada Jumat (14/6/2013). Menurut Satya, pemecatan Rusli dari kepengurusan Partai Golkar hanya tinggal menunggu waktu. Dalam Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga Partai Golkar, katanya, jelas diatur mekanisme pemberhentian seorang kader yang terjerat kasus hukum.

"AD/ART kita sudah jelas sekali, ini tidak perlu diperdebatkan karena aturannya jelas. Kapan anggota atau pengurus diberhentikan, bila dia meninggal dunia, bila dia sudah ditetapkan sebagai tersangka atau terpidana, itu sudah ada aturan-aturannya. Kita sedang menunggu prosesnya saja," ungkap Satya.

Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat ini pun mengatakan bahwa Partai Golkar tidak akan mengintervensi proses hukum Rusli di KPK, kecuali dengan memberikan bantuan hukum kepada yang bersangkutan. Ke depannya, lanjut Satya, Golkar menginginkan perbaikan terhadap masalah kader yang terjerat kasus hukum.

"Kita tidak menginginkan itu. Ke depannya, Golkar harus lebih baik. Kita tetap menjunjung tinggi supremasi hukum," ucapnya.

Menurut Satya, masalah hukum yang menjerat para kader ini dapat berdampak buruk terhadap citra Partai Golkar.

"Gubernur dapat penghargaan, akan menciptakan persepsi baik, begitu pula kalau gubernurnya bermasalah hukum. Tapi, kita tetap tunjukkan kepada masyarakat kalau Golkar patuh hukum," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    Nasional
    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Nasional
    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Nasional
    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Nasional
    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Nasional
    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com