Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Lobi Perpanjangan Amnesti di Arab Saudi

Kompas.com - 11/06/2013, 13:57 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia akan melobi Pemerintah Arab Saudi untuk memperpanjang kebijakan amnesti terhadap warga negara Indonesia di Arab Saudi yang tidak memiliki dokumen atau sudah habis masa berlakunya. Pasalnya, cukup banyak WNI yang ingin memanfaatkan kebijakan itu dengan memproses surat perjalanan laksana paspor (SPLP).

"Kemenlu akan melobi apakah bisa diperpanjang proses (amnesti) itu," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa saat jumpa pers di Kantor Kementerian Politik Hukum dan Keamanan di Jakarta, Selasa (11/6/2013).

Jumpa pers digelar menyikapi kerusuhan di Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Arab Saudi, yang mengakibatkan satu orang tewas. Ikut hadir, Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin, Menkopolhukam Djoko Suyanto, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, serta Wakil Menkumham Denny Indrayana.

Djoko mengatakan, hingga Senin kemarin, sebanyak 48.260 WNI di Arab Saudi telah mendaftar. Jika tidak bisa diperpanjang, maka proses pembuatan SPLP di Arab Saudi akan dilayani hingga 3 Juli 2013.

Menurut hasil pendataan, tambah Djoko, sebanyak 80 persen dari pendaftar tetap ingin berada di Arab Saudi dengan berbagai alasan, salah satunya ingin bekerja. Sisanya ingin kembali ke Indonesia.

Melihat adanya WNI yang tetap ingin bekerja di Arab Saudi, tambah Djoko, pemerintah akan membicarakan perihal kebijakan moratorium pengiriman TKI ke luar negeri yang masih berlaku.

"Nanti akan kita bicarakan lebih lanjut. Tapi yang utama bagaimana melayani mereka dapatkan SPLP," ucapnya.

Marty mengatakan, latar belakang mereka bisa berada di Arab Saudi beraneka ragam. Ada yang sejak awal masuk sebagai TKI resmi, tetapi memilih tidak kembali ke Indonesia setelah masa berlaku dokumennya habis. Ada pula yang masuk dengan alasan umrah, tetapi malah bekerja.

Ia berhadap ada kesadaran dari semua WNI di Arab Saudi, termasuk keluarganya di Indonesia.

"Kami imbau untuk memanfaatkan proses amnesti dengan baik sehingga bisa kembali ke Tanah Air atau kembali ke Arab Saudi sesuai prosedur," kata Marty.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Nasional
    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Nasional
    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Nasional
    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    Nasional
    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    Nasional
    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Nasional
    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Nasional
    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Nasional
    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Nasional
    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Nasional
    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    Nasional
    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Nasional
    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

    Nasional
    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com