Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Ada di Elite

Kompas.com - 03/06/2013, 11:28 WIB
Angger Andreas, Alvianus Rahardja

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila hanya dilaksanakan oleh sebagian bangsa Indonesia. Dalam kehidupan masyarakat akar rumput, nilai-nilai Pancasila masih kerap kali ditemukan. Namun, di kalangan elite penguasa, nilai-nilai tersebut kurang diimplementasikan.

Demikian benang merah pernyataan Ketua Gerakan Pemuda Ansor Nusron Wahid dan Rektor Universitas Paramadina Anis Baswedan dalam diskusi bertajuk ”Pancasila Jiwa Bangsa” dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila yang diselenggarakan Taruna Merah Putih di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Minggu (2/6).

Menurut Nusron, tidak ada masalah dengan Pancasila di kalangan masyarakat. ”Masalahnya justru ada di kalangan elite yang tidak bisa mengimplementasikannya. Banyak kalangan elite penguasa yang cenderung diam dengan tindakan-tindakan yang melenceng dari Pancasila,” ujar anggota Komisi VII DPR itu.

”Saat ini rasanya perlu menggugah pribadi-pribadi yang giat dengan nilai-nilai kebangsaan untuk berani bersuara. Tujuannya agar tindakan-tindakan yang melenceng dari Pancasila tidak semakin merajalela di Indonesia,” ungkapnya

Anis juga mengatakan, elite penguasa kurang menunjukkan apresiasinya terhadap kalangan masyarakat akar rumput yang menghidupi nilai-nilai itu.

Anis mengisahkan, seorang pengajar muda di gerakan Indonesia Mengajar yang beragama Kristen diantar oleh penduduk yang beragama Islam pergi ke gereja setiap Minggu. ”Di pedalaman, banyak warga masyarakat yang merayakan Pancasila dengan berbagai cara, tanpa pernah bisa berpidato tentang Pancasila. Sedangkan di kalangan elite penguasa, yang terjadi justru sebaliknya,” ujar pencetus gerakan Indonesia Mengajar tersebut.

Pancasila, menurut Anis, tidak semata-mata mengenai persatuan bangsa, bahasa, dan budaya. ”Kita juga harus ingat bahwa keadilan sosial dan kesejahteraan bersama itu juga bagian dari Pancasila. Oleh karena itu, semua tindakan yang membuat orang lain miskin juga masuk dalam tindakan yang tidak sesuai dengan Pancasila,” ujarnya.

Pemimpin

Anis mengatakan, masyarakat Indonesia saat ini membutuhkan sosok pemimpin yang mampu menghidupkan nilai-nilai gotong royong demi kesejahteraan bersama. Hal itu sesuai dengan pidato Soekarno saat memperkenalkan Pancasila, 68 tahun lalu.

Menurut Nusron, saat ini masyarakat membutuhkan pemimpin yang tegas dan berani. ”Berani untuk menindak orang-orang yang melenceng dari Pancasila dan tegas dalam penegakan hukum sesuai Pancasila,” kata Nusron.

A Andoko, tentara veteran Serangan Umum 1 Maret 1949, mengatakan, sudah sepatutnya para pemimpin negara menegakkan kembali Pancasila sesuai semangat yang diwariskan Soekarno dan Mohammad Hatta.

”Negara punya empat pilar. Pancasila, Proklamasi, Merah Putih, dan Indonesia Raya. Sebagai satu kesatuan yang menjadi dasar, kalau salah satu tidak berdiri, yang lainnya longsor semua,” katanya di sela-sela acara penyerahan duaja (bendera) Tentara Pelajar dari Keluarga Besar Pelajar Pejuang Kemerdekaan kepada Korps Nasional Resimen Mahasiswa di Monumen Proklamasi, Jakarta, Minggu.

Secara terpisah, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan, para pejuang kemerdekaan sudah membuktikan bahwa nasionalisme bisa bersinergi dengan agama. Hal ini sebagaimana dilakukan KH Hasyim Ashari melalui Nahdlatul Ulama, yang meletakkan Pancasila sebagai satu-satunya asas kehidupan berbangsa dan bernegara. (k10/k05)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Persiapan Peluncuran GovTech Makin Matang, Menteri PANRB: Langkah Akselerasi Transformasi Digital Indonesia

Persiapan Peluncuran GovTech Makin Matang, Menteri PANRB: Langkah Akselerasi Transformasi Digital Indonesia

Nasional
Megawati Minta Krisdayanti Buatkan Lagu 'Poco-Poco Kepemimpinan', Sindir Pemimpin Maju Mundur

Megawati Minta Krisdayanti Buatkan Lagu "Poco-Poco Kepemimpinan", Sindir Pemimpin Maju Mundur

Nasional
Marinir TNI AL Persiapkan Satgas untuk Jaga Perbatasan Blok Ambalat

Marinir TNI AL Persiapkan Satgas untuk Jaga Perbatasan Blok Ambalat

Nasional
PDI-P Perketat Sistem Rekrutmen Anggota, Ganjar: Itu Paling 'Fair'

PDI-P Perketat Sistem Rekrutmen Anggota, Ganjar: Itu Paling "Fair"

Nasional
Coba Itung Utang Negara, Megawati: Wow Gimana Ya, Kalau Tak Seimbang Bahaya Lho

Coba Itung Utang Negara, Megawati: Wow Gimana Ya, Kalau Tak Seimbang Bahaya Lho

Nasional
Megawati: Kita Cuma Seperempat China, Gini Saja Masih Morat-Marit dan Kocar-Kacir Enggak Jelas

Megawati: Kita Cuma Seperempat China, Gini Saja Masih Morat-Marit dan Kocar-Kacir Enggak Jelas

Nasional
PDI-P Perketat Diklat untuk Caleg Terpilih Sebelum Bertugas

PDI-P Perketat Diklat untuk Caleg Terpilih Sebelum Bertugas

Nasional
Pengamat Sebut Hasil Rakernas 5 PDI-P Jadi Sinyal Partai Banteng Oposisi Prabowo-Gibran

Pengamat Sebut Hasil Rakernas 5 PDI-P Jadi Sinyal Partai Banteng Oposisi Prabowo-Gibran

Nasional
98 Persen Jemaah Gelombang Pertama Belum Pernah Berhaji

98 Persen Jemaah Gelombang Pertama Belum Pernah Berhaji

Nasional
Ahok: Saya Enggak Gitu Paham Sumut...

Ahok: Saya Enggak Gitu Paham Sumut...

Nasional
Ahok Ungkap Tugas dari Megawati

Ahok Ungkap Tugas dari Megawati

Nasional
Patroli dengan AU Malaysia di Selat Malaka, TNI AU Kerahkan 2 Jet Tempur F-16

Patroli dengan AU Malaysia di Selat Malaka, TNI AU Kerahkan 2 Jet Tempur F-16

Nasional
Megawati: Lebih Baik 'Aku Cinta Padamu', Susah Banget Pakai 'Saranghae', Bukannya Menghina...

Megawati: Lebih Baik "Aku Cinta Padamu", Susah Banget Pakai "Saranghae", Bukannya Menghina...

Nasional
Tidak Akan Sampaikan Sikap Politik di Rakernas, Megawati: Enak Wae, Gue Mainin Dulu Dong

Tidak Akan Sampaikan Sikap Politik di Rakernas, Megawati: Enak Wae, Gue Mainin Dulu Dong

Nasional
Megawati: Saya Tahu Permainan Impor Pangan

Megawati: Saya Tahu Permainan Impor Pangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com