Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Jaga Kardus Uang, Legimo Ditampar Irjen Djoko

Kompas.com - 31/05/2013, 19:20 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Bendahara Korps Lalu Lintas Kepolisian RI, Komisaris Polisi Legimo, mengaku pernah ditampar Inspektur Jenderal Djoko Susilo lantaran tidak berada di tempat saat Djoko ingin mengambil uang dalam empat kardus besar yang diterimanya dari Direktur Utama PT Citra Mandiri Metalindo Abadi Budi Susanto.

“Saya dimarahin. Beliau perintah saya untuk jungkir balik guling, tapi saya enggak mau karena saya ingin mempercepat melaksanakan perintah, tapi saya lalu digampar. Habis itu baru saya ambil uang di ruangan saya untuk beliau,” kata Legimo saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan korupsi proyek simulator ujian surat izin mengemudi (SIM) dengan Djoko sebagai terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat (31/5/2013).

Legimo menuturkan, sekitar Maret 2011 dia menerima uang dalam empat kardus besar yang dikirimkan oleh anak buah Budi Susanto. Sebelum menerima uang, Legimo diberi tahu Djoko bahwa akan ada orang yang mengantarkan titipan.

“Kebetulan saya dikasih tahunya sekitar pukul tiga sore, 'Pak, nanti ada titipan, jangan pulang dulu'," ucap Legimo menuturkan perintah Djoko kepadanya saat itu.

Setelah diterima, uang dalam empat kardus itu dititipkan di ruangan Legimo. Kepada majelis hakim, Legimo mengaku tidak tahu berapa isi uang dalam empat kardus besar tersebut. Legimo mengaku sempat meninggalkan ruangan, padahal Djoko berpesan kepadanya agar jangan pulang dulu.

“Tapi saya pulang karena istri saya habis operasi payudara. Ternyata saya dicari-cari Pak Kakor (Djoko) dan sesprinya, Tiwi. Dia minta saya segera kembali ke kantor untuk ambilkan uang itu,” tutur Djoko.

Sesampainya di areal kantor Korlantas, Djoko sudah berdiri di pintu ruangan. “Mungkin beliau dalam posisi enggak enak, saya digampar,” ucap Legimo.

Lantas, Legimo langsung menuju ruangan kerjanya, kemudian membawa keluar uang dalam empat kardus tersebut dengan bantuan stafnya dan sekretaris pribadi Djoko. Selanjutnya, uang dalam empat kardus itu dimasukkan ke mobil Djoko dan asisten pribadi Djoko yang bernama Wasis.

Selain uang dalam empat kardus, Legimo mengungkapkan, ada pemberian dari Budi Susanto berupa uang senilai Rp 4 miliar yang juga dibungkus kardus. Uang Rp 4 miliar itu diterima Legimo pada April 2011. Kemudian, uang itu diberikan Legimo kepada Djoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

    Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

    Nasional
    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    Nasional
    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Nasional
    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Nasional
    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Nasional
    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Nasional
    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com