Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Prajurit Kopassus Kesatria

Kompas.com - 05/04/2013, 14:22 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengomentari sikap 11 anggota Grup II Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Kartosura, Jawa Tengah, yang mengaku sebagai pelaku pembunuhan empat tersangka yang ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cebongan, Sleman, DI Yogyakarta.

Awalnya, Presiden menyebut tindakan main hakim sendiri tidak dibenarkan di dalam negara hukum meskipun Presiden tahu bahwa penyerangan di Lapas Cebongan karena jiwa korsa setelah tewasnya Serka Heru Santoso oleh kelompok preman. Terkait pembunuhan Santoso, Presiden menyebut sadis.

Pembunuhan sadis itu, tambah Presiden, yang membakar emosi para pelaku hingga akhirnya membunuh empat tersangka di Lapas Cebongan. Terkait pembunuhan empat tahanan itu, Presiden menyebut tidak dibenarkan.

"Saya dapatkan laporkan semuanya, para prajurit yang melakukan tindakan itu tampil secara bertanggung jawab, secara kesatria, dan siap mendapatkan sanksi hukum apa pun. Demikian juga para komandan akan ikut bertanggung jawab semuanya," kata Presiden, di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Jumat (5/4/2013). Presiden didampingi Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.

Selain itu, kata Presiden, pengakuan para prajurit itu melegakan. "Bagi saya, itu melegakan. Itu sifat kwsatria, bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, tapi memberikan pembelajaran yang baik bahwa itulah prajurit sejati yang tentunya harus ditunjukkan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa mereka bertanggung jawab. Setelah itu, tentu hukum harus ditegakkan seadil-adilnya," kata Presiden.

Sebelumnya, sebelum terungkap siapa para pelakunya, Presiden sempat mengomentari peristiwa di LP Cebongan. Melalui Staf Khusus Presiden bidang Politik Daniel Sparringa, Presiden menyebut pembunuhan brutal terhadap empat tersangka adalah serangan langsung terhadap kewibawaan negara.

Selain telah menghasilkan ancaman serius terhadap rasa aman publik, Presiden SBY menyatakan serangan itu juga menghancurkan kepercayaan publik terhadap supremasi hukum.

"Presiden menegaskan bahwa kewibawaan negara harus dipulihkan dan kepercayaan rakyat terhadap hukum tidak boleh berkurang karena peristiwa ini. Presiden SBY menyeru agar masyarakat ikut memberi dukungan dan mengawal proses penyelidikan ini," kata Daniel.

Ikuti berita terkait dalam topik:
Anggota Kopassus Serang Lapas Cebongan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Nasional
    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

    Nasional
    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Nasional
    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Nasional
    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Nasional
    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com