Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Pemindahan Tahanan Tidak Lazim

Kompas.com - 26/03/2013, 18:50 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemindahan empat tersangka pengeroyokan anggota Kopassus dari tahanan Polda DIY ke Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, dinilai tidak lazim. Polisi diminta mendalami juga alasan pemindahan tersebut. Rapat gabungan Komisi I dan Komisi III pun dinilai perlu dibentuk untuk mengawasi penanganan kasus ini.

"Tidak lazim dalam 18 jam seseorang yang tertangkap dipindah dari kepolisian. Proses pemindahan ini harus clear apakah sudah sesuai protapnya atau belum, apa memang tahanan di Polda penuh dan tidak layak," ujar Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Tjahjo Kumolo, di Kompleks Parlemen, Selasa (26/3/2013). Tjahjo pun mendukung dibentuknya rapat gabungan antara Komisi I yang bermitra dengan TNI dengan Komisi III yang bermitra dengan Polri.

Rapat gabungan itu, lanjut Tjahjo, diperlukan untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap Polri dan TNI yang dikait-kaitkan dengan peristiwa pembantaian empat tahanan di LP Cebongan. "Saya kira perlu tim terpadu antara Komisi I dan Komisi III karena opini yang berkembang di luar terlihat operasi ini terkait operasi militer. Perlu diteliti juga senjata AK47 apakah memang standar militer atau tidak," kata anggota Komisi I DPR tersebut.

Selain itu, Tjahjo juga mengimbau agar TNI tidak ikut campur dalam penyelidikan yang dilakukan kepolisian. "Serahkan sepenuhnya ke kepolisian. TNI tidak boleh terilibat penuh, sementara Polri harus lakukan dengan cepat," tegas dia.

Lembaga Pemasyarakatan Cebongan di Sleman, DI Yogyakarta, diserbu sekelompok orang pada hari Sabtu (23/3/2013) pukul 01.00 dini hari. Empat orang tewas adalah Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait. Keempat orang itu diketahui sebagai tahanan Polda DIY dalam kasus pembunuhan anggota TNI di Hugo's Cafe Maguwoharjo, Sleman, pada Selasa (19/3/2013) malam.

Setelah melakukan aksinya, kelompok bersenjata tersebut langsung kabur meninggalkan LP. Seluruh rangkaian serangan hanya berlangsung selama 15 menit. Saat berlalu, mereka pun sempat membawa kabur rekaman CCTV lapas. Menurut informasi dari Humas Ditjen Pemasyarakatan, petugas yang luka di antaranya adalah Widiatmana dengan luka di dagu serta Supratikno yang mengalami luka di mata kanan.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Penyerangan di Lapas Sleman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com