Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KLB Hentikan Polemik Tentang Ketua Umum

Kompas.com - 10/03/2013, 20:55 WIB
Marcellus Hernowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan Partai Demokrat menggelar kongres luar biasa (KLB) untuk memilih ketua umum baru sebelum 9 April 2013, tidak hanya akan memberi kepastian hukum tentang siapa yang menandatangani daftar calon anggota legislatif sementara partai itu ke Komisi Pemilihan Umum. Namun juga dapat menghentikan polemik soal jabatan ketum Partai Demokrat saat ini.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, Minggu (10/3/2013) di Jakarta.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik menuturkan, partainya akan menggelar KLB sebelum 9 April 2013 yang artinya sebelum penyerahan daftar calon anggota legislatif sementara (DCS) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Jero mengaku sudah diminta untuk mempersiapkan KLB. Pemilihan ketua umum baru Partai Demokrat melalui KLB, merupakan mekanisme yang paling seusai dengan AD/ART partai dan keputusan ini sudah melalui pembahasan di majelis tinggi partainya.

Qodari menduga, salah satu alasan KLB digelar, karena ada informasi bahwa KPU hanya menerima DCS yang ditandatangani ketum definitif.

"Yudhoyono selaku ketua majelis Partai Demokrat, agaknya juga ingin memastikan konsolidasi organisasi dan kader partainya dapat dilakukan dengan adanya ketum baru. Ketiadaan ketum definitif membuat transisi di partai itu jadi berkepanjangan," jelas Qodari.

Dengan segera digelarnya KLB, posisi Anas Urbaningrum yang "berhenti" sebagai ketum Partai Demokrat juga menjadi lebih jelas. Pasalnya, selama ini Anas hanya menyatakan "berhenti" dan bukan "mundur". Ia juga tidak menyerahkan surat tertulis. "Terpilihnya ketum baru produk KLB dapat menghentikan polemik soal jabatan ketum PD saat ini," kata Qodari.

Inisiatif KLB, menurut Qodari, sebaiknya memang datang dari majelis tinggi. Jika inisiatif datang dari permintaan DPD atau DPC, akan memunculkan kesan bahwa Yudhoyono tidak memahami aspirasi pengurus daerah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com