Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MK Perlu Diawasi Pengawas Eksternal

Kompas.com - 04/03/2013, 17:53 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon hakim Mahkamah Konstitusi Sugianto menilai pengawas internal MK, yakni Majelis Kehormatan Hakim (MKH) tidak cukup untuk mengawasi sembilan hakim MK. Sugianto menilai sebaiknya dibentuk lembaga pengawas eksternal untuk ikut mengawasi hakim MK.

"Hakim ke depan perlu ada pengawasan yang lebih ketat bukan hanya MKH. Saya berpendapat perlu ada pengawas eksternal supaya MK lebih baik lagi," kata Sugianto saat mengikuti uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test di Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (4/3/2013).

Jika terpilih sebagai hakim MK, Sugianto mengaku akan mendorong dibentuknya lembaga pengawas eksternal MK meski tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang MK. Menurut dia, pengawas eksternal nantinya dapat mengawasi perilaku hakim ketika tak bertugas di MK.

Hal itu dikatakan Sugianto ketika dimintai tanggapan pertanyaan anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul yang menyoroti sikap Ketua MK Mahfud MD. Ruhut mengkritik Mahfud yang terlalu banyak berbicara di luar tugasnya.

Menurut Ruhut, Mahfud tidak bersikap sebagai negarawan. "Hakim MK jangan banci kamera. Sebentar celometan ke sana, sebentar celometan ke sini," ucap politisi Partai Demokrat itu.

Sugianto menilai perlu dibedakan pernyataan Mahfud sebagai hakim MK maupun pribadi. Berbeda dengan Ruhut, Sugianto menilai Mahfud tetap negarawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com