Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas Urbaningrum Bisa Saja Jadi "Justice Collaborator"

Kompas.com - 25/02/2013, 19:31 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mempersilakan mantan Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum untuk buka-bukaan mengenai kasus korupsi yang diketahuinya. Bahkan, Anas bisa saja menjadi justice collaborator atau pelaku yang bekerja sama dengan penegak hukum.

"Saya berterima kasih kalau ada pihak-pihak yang membantu KPK, siapa pun dia, untuk bisa mengungkap lebih jelas banyak hal terkait kasus Hambalang. Silakan kalau punya data atau informasi, tentu akan divalidasi KPK," kata Juru Bicara KPK Johan Budi, di Jakarta, Senin (25/2/2013).

Menurut Johan, Anas bahkan bisa saja menjadi justice collaborator asal memenuhi sejumlah kriteria yang ditetapkan KPK bersama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, kepolisian, serta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Salah satu kriteria yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi justice collaborator, sebut Johan, adalah orang tersebut mengakui tindak pidana yang dituduhkan kepadanya. Selain itu, orang tersebut harus mengungkapkan data yang akurat seusai dengan kasus yang tengah diusut KPK atau informasi mengenai pihak-pihak lain yang dianggapnya terlibat.

Namun, Johan juga menegaskan KPK tidak dalam posisi mengimbau atau meminta seorang tersangka sebagai justice collaborator. Menurut dia, seseorang menjalankan peran itu harus didorong kemauannya sendiri. "Effort-nya ada pada tersangka, mau melakukannya atau tidak. KPK tidak dalam posisi mengimbau atau meminta,” ujarnya.

KPK menetapkan Anas sebagai tersangka atas dugaan menerima pemberian hadiah atau janji terkait proyek Hambalang dan proyek-proyek lainnya. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Anas menyatakan berhenti dari jabatan Ketua Umum Partai Demokrat.

Mantan Wakil Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat Muhammad Rahmad mengungkapkan, Anas bertekad untuk berdiri di barisan terdepan dalam penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, apalagi Anas diyakini punya data terkait penyelewengan sejumlah kasus, termasuk dana talangan Rp 6,7 triliun untuk Bank Century.

Mengenai janji Anas membongkar kasus di luar Hambalang, Johan pun mempersilakannya. "Semua data yang dia ketahui bisa divalidasi di penyelidikan yang lain, digunakan KPK untuk pengusutan lebih lanjut. Silakan saja, biasanya dalam pemeriksaan itu kan di akhir nanti ditanyakan (apakah) masih ada yang perlu diinformasikan kepada kami," ujar Johan.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Skandal Proyek Hambalang

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com