Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Mallarangeng: KPK Sudah di Jalan yang Benar

Kompas.com - 05/01/2013, 05:30 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Juru bicara Andi Mallarangeng, Rizal Mallarangeng, berpendapat bahwa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah berada di jalur yang benar dalam mengembangkan kasus dugaan korupsi proyek Hambalang di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Rizal mendukung tindakan KPK yang menggeledah tiga lokasi, Kamis (3/1/2013).

"KPK saya rasa sudah mengarah di jalan yang benar. Saya senang sudah digeledah kontraktor-kontraktornya. Seharusnya hal ini sudah dilakukan KPK setahun lalu saat kasus ini mencuat," ujar Rizal, Jumat (4/1/2013), dalam jumpa pers di kantor Freedom Institute.

Seperti diketahui, penyidik KPK melakukan penggeledahan di tiga lokasi terkait penyidikan kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. Tempat yang digeledah adalah rumah Wakil Sekretaris Bidang Pemuda dan Olahraga DPP Partai Demokrat, Munadi Herlambang, di Jalan Tanjung Barat Indah Blok 1/18 Jakarta Selatan.

Selain rumah Munadi, dua tempat lain yang digeledah KPK adalah kantor PT Wijaya Karya di Jalan DI Panjaitan Kavling 9, Cawang, Jakarta Timur, dan di Kantor PT Adhi Karya di Jalan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Penggeledahan ini dilakukan untuk mencari bukti tambahan terkait penyidikan Hambalang. Adapun Munadi Herlambang pernah diperiksa KPK sebagai saksi dalam kasus Hambalang. Selain menjadi pengurus Partai Demokrat, Munadi pernah menjadi salah satu pemegang saham di PT Dutasari Citralaras yang menjadi subkontraktor PT Adhi Karya dalam proyek Hambalang.

"Dengan adanya penggeledahan ini, KPK harusnya bisa lebih cepat karena mereka mempunyai fungsi penyadapan hingga pemblokiran rekening," ucap Rizal.

Di dalam perkara ini, KPK sudah menetapkan dua tersangka, yakni pejabat pembuat komitmen (PPK) proyek Hambalang, Dedy Kusdinar; dan Menpora Andi Mallarangeng.

Setelah Andi Mallarangeng ditetapkan sebagai tersangka, Rizal kemudian membentuk tim khusus bernama "Elang Hitam" untuk menelusuri kasus proyek Hambalang secara independen. Dari hasil penelusuran itu, Rizal melihat persoalan Hambalang bermula dari pencairan uang Rp 1,2 triliun yang dilakukan Menteri Keuangan Agus Martowardojo meski tanpa dibubuhi tanda tangan Andi Mallarangeng selaku Menpora dan Djoko Kirmanto selaku Menteri Pekerjaan Umum yang memberikan rekomendasi teknis.

Sejak uang itu dicairkan, para kontraktor yang menangani ini, salah satunya adalah PT Adhi Karya, justru mengeruk keuntungan besar dengan melakukan mark-up dari 110-4.600 persen dalam harga satuan yang diajukan dalam penawaran. Rizal menuding bahwa pemain utama dalam mark-up besar-besaran ini adalah Direktur Adhi Karya Teuku Bagus.

"Dia (Teuku Bagus) adalah aktornya," ucapnya. Akibat mark-up besar-besaran ini ditambah praktik korupsi lainnya di dalam proyek Hambalang, negara pun dirugikan Rp 243,6 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Nasional
    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Nasional
    Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Nasional
    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Nasional
    Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

    Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

    Nasional
    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Nasional
    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Nasional
    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Nasional
    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    Nasional
    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Nasional
    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Nasional
    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Nasional
    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Nasional
    PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

    PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com