Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2012, Wakil Rakyat Masih Saja Malas Rapat

Kompas.com - 30/12/2012, 14:35 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang mengatakan, tingkat kehadiran wakil rakyat selama 2012 memprihatinkan. Dalam catatan Formappi, anggota DPR sering mangkir sidang paripurna dan pembahasan UU. 

"Ketidakhadiran anggota DPR dalam berbagai sidang itu bukan karena kesibukan di tempat lain. Tapi mereka malas dan tidak peduli dengan kepentingan rakyat yang harus diperjuangkan dalam rapat," kata Sebastian dalam pemaparan evaluasi kinerja DPR tahun 2012 di kantornya, Jakarta, Minggu (30/12/2012).

Ia mengungkapkan, Formappi mencatat, rata-rata kehadiran wakil rakyat di DPR sepanjang 2012 hanya sebesar 48,7 persen. Pemberlakuan finger print di DPR terbukti tidak efektif. Sebab, wakil rakyat tidak mengindahkan keberadaan alat itu. Tingkat kemalasan tetap tinggi.

"Apalagi nanti di tahun 2013 sampai jelang pemilu legislatif 2014, kehadiran mereka bisa lebih buruk dari tahun 2012 karena mereka akan sibuk di parpolnya," kata Sebastian. 

Menurutnya, kehadiran anggota DPR dalam rapat-rapat kedewanan penting karena parameter dalam melihat kinerja legislatif adalah tingkat partisipasinya dalam setiap sidang. Hal ini juga dinilainya akan menentukan produktifitas legislasi.

"Akibatnya, saat ini, hanya 13 undang-undang yang dihasilkan tahun di 2012. Itupun 9 undang-undang telah dibahas di tahun 2011," katanya.

Lebih aktif studi banding

Ia menekankan, pada tahun 2013 mendatang, anggota DPR harus memaksimalkan kehadirannya untuk mendongkrak kinerja legislasi yang tak mencapai target pada tahun 2012. Selama ini, ungkapnya, wakil rakyat lebih aktif melakukan studi banding daripada hadir di Gedung DPR untuk mengikuti rapat. Dalam setahun ini, ada 53 kali studi banding.

"Hampir semua alat kelengkapan Dewan mengagendakan kunjungan kerja ke luar negeri," ujarnya. 

Padahal, lanjutnya, Ketua Badan Kehormatan Prakosa dan Pimpinan DPR telah beberapa kali menyampaikan gagasan moratorium kunjungan kerja ke luar negeri. Gagasan itu juga didukung oleh beberapa fraksi di DPR.

"Studi banding tetap dilakukan dan BK tak berdaya memberikan sanksi bagi wakil rakyat yang pelesiran ke luar negeri atas nama studi banding," kata Sebastian.

Ke depannya, studi banding yang dilakukan sebaiknya tak mengikutsertakan banyak anggota Dewan dan harus lebih transparan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com