Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segera Non-aktifkan Andi Mallarangeng

Kompas.com - 06/12/2012, 23:42 WIB
Ilham Khoiri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi patut dihargai karena akhirnya menetapkan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malllarangeng sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek pembangunan sarana olahraga di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Perkembangan ini harus segera direspons Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan menonaktifkan menteri itu dari Kabinet Indonesia Bersatu II.  

Guru Besar Hukum Tatanegara Universitas Andalas Padang, Saldi Isra, mengungkapkan desakan itu, di Jakarta, Kamis (6/12/2012).

"Dengan penetapan Andi sebagai tersangka, Presiden Yudhoyono hendaknya segera menonaktifkan menteri yang bersangkutan dari Kabinet Indonesia Bersatu II. Dengan begitu, beban pemerintahan Yudhoyono menjadi berkurang akibat ada salah satu anggota kabinet yang menjadi tersangka korupsi," katanya.

Sebagaimana diberitakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Andi Malllarangeng sebagai tersangka dugaan korupsi proyek Hambalang, Kamis sore. Status tersebut tercantum dalam surat cegah atas Andi yang dikirimkan komisi itu kepada Kantor Imigrasi.   

Saldi Isra menilai, penetapan Andi sebagai tersangka proyek Hambalang lebih lambat dari harapan publik. Namun, keterlambatan itu masih bisa dipahami karena kasus ini tidak sederhana.

Proyek itu menyentuh banyak orang yang memiliki posisi politik strategis. Wajar jika komisi itu harus berhati-hati, dan baru menetapkan seseorang menjadi tersangka setelah yakin dan punya bukti-bukti kuat.  

"Perkembangan ini membuktikan KPK bekerja serius. Apalagi, Andi adalah Menteri Pemuda dan Olahraga yang masih aktif. Langkah ini diharapkan bisa menjalar untuk menjerat aktor-aktor lain yang diduga terlibat dalam kasus itu," katanya.  

Penonaktifan Andi dari posisinya sebagai  Menteri Pemuda dan Olahraga tidak dapat dihindari. "Bagaimana presiden dan pemerintah mau bicara pemberantasan korupsi jika ada salah satu menteri yang menjadi tersangka dan masih aktif di kabinet? Jika begitu, kabinet bisa kehilangan legitimasi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com