Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas dan Andi Satu Paket Pengungkapan

Kompas.com - 05/12/2012, 09:33 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi tengah menggali keterlibatan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dalam satu paket pengungkapan kasus dugaan korupsi proyek pembangunan kompleks olahraga terpadu di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Awalnya, dugaan keterlibatan kedua petinggi Partai Demokrat ini diungkap terpisah, tetapi setelah beberapa kali gelar perkara, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat gambaran utuh keduanya saling berkaitan.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan, saat ini KPK tengah mendalami berbagai temuan dalam penggeledahan yang dilakukan beberapa pekan lalu. Temuan dalam penggeledahan ini langsung dihubungkan dengan pemeriksaan sejumlah saksi dalam kasus ini yang dilakukan maraton dalam dua pekan terakhir.

”Kan kemarin sudah dilakukan penggeledahan. Kami menelaah dulu hasil penggeledahannya. Kemudian kami lakukan pemeriksaan sejumlah saksi. Setelah itu dilakukan gelar perkara untuk menentukan keterlibatan sejumlah pihak,” kata Bambang di Jakarta, Selasa (4/12).

Pekan lalu, KPK sempat melakukan gelar perkara kasus Hambalang. Namun, dalam gelar perkara tersebut diputuskan agar para penyelidik dan penyidik mengaitkan gambaran utuh kasus Hambalang dengan keterlibatan sejumlah pihak seperti Anas dan Andi.

Andi dan Anas

Sebelumnya, KPK menyelidiki keterlibatan Anas terkait dugaan pemberian mobil mewah Toyota Harrier oleh mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Pemberian ini diduga berasal dari proyek Hambalang. Sementara Andi dibidik dalam kaitan selaku pengguna anggaran dalam proyek Hambalang melalui penyidikan dengan tersangka pejabat di Kementerian Pemuda dan Olahraga, Deddy Kusdinar.

Nazaruddin mengakui, dalam dua pekan pemeriksaan terhadap dirinya di kasus Hambalang, dia ditanya perihal dugaan keterlibatan Andi dan Anas. (BIL)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com