Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Peras BUMN, Andi Timo Menangis

Kompas.com - 14/11/2012, 16:22 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi XI dari Fraksi Partai Demokrat, Andi Timo Pangerang, membantah laporan yang dibuat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, yang menyebutkan dirinya memeras direksi PT Merpati Nusantara Airlines (MNA). Sambil berlinang air mata, Andi menegaskan dirinya tidak pernah hadir dalam pertemuan dengan direksi PT MNA di luar rapat resmi.

"Saya sampaikan bahwa saya tidak pernah hadir pada rapat atau pertemuan dengan jajaran direksi BUMN di luar agenda resmi Komisi XI," ujar Andi, Rabu (14/11/2012), dalam jumpa pers di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Andi mengaku sama sekali tidak tahu soal isi laporan yang dibuat Dahlan Iskan. Pasalnya, saat Dahlan mengirimkan surat berisi tambahan nama ke Badan Kehormatan, Andi sedang berada di Bangkok, Thailand. Ia pun tidak mendapatkan informasi dari anggota Demokrat di Badan Kehormatan. Namun, begitu melihat pemberitaan isi laporan Dahlan mencantumkan inisial yang sama dengan dirinya di Komisi XI, Andi langsung memutuskan untuk membuat klarifikasi.

"Menyangkut inisial nama yang mirip, saya pastikan itu bukan saya," kata Andi lagi.

Tangis Andi pun pecah saat ia, yang didampingi Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa, hendak mengakhiri jumpa pers. Air mata perempuan berambut sebahu ini pun membasahi pipinya. Sambil terbata-bata, Andi menegaskan kembali bahwa dia tidak terlibat dan mengucapkan terima kasih kepada keluarga.

"Tidak benar saya terlibat. Khusus untuk keluarga saya, ketiga putri saya, dan ibu saya, saya juga ucapkan terima kasih," ucap Andi sambil menyeka air matanya.

Saan langsung menutup jumpa pers ini dengan berharap agar Dahlan bisa melakukan evaluasi ke depannya. "Bu Andi sangat terpukul dengan kejadian ini. Semoga pejabat terkait dapat mengevaluasi ke depan. Semoga ke depan kita tidak menemukan kejadian-kejadian seperti ini lagi," ujar Saan.

Pernyataan berbeda

Pernyataan Andi Timo ini berbeda dengan rekan sesama politisi Partai Demokrat, Achsanul Qosasi. Achsanul menuturkan, laporan susulan yang dibuat Dahlan menceritakan kronologi pertemuan antara anggota Komisi XI dan direksi PT Merpati Nusantara Airlines. Achsanul menilai pertemuan itu adalah diskusi informal yang dilakukan sesaat sebelum rapat kerja.

Diskusi kecil itu, kata Achsanul, dihadiri 10-15 anggota Komisi XI. Mereka berbincang di ruang komisi sambil menunggu anggota Dewan yang lain datang. Di dalam diskusi kecil itu, Achsanul mengatakan, pihak Merpati diwakili oleh tiga direkturnya, yakni Direktur Utama Merpati Rudy Setyopurnomo, Direktur Keuangan Muhammad Roem, dan Direktur Operasional Asep Eka Nugraha.

Sementara itu, anggota Komisi XI yang ada antara lain Zulkflimansyah, Soemaryoto, Andi Timo, dan Linda Megawati. "Yang aktif saat itu bertanya ke saya soal business plan-nya yang belum kami terima. Ini karena, business plan sebelumnya, saat Dirut Merpati masih Pak Johnny, itu lengkap dan detail sekali; sementara business plan Pak Rudy tidak ada," kata Achsanul.

Ia pun menegaskan, tidak ada candaan soal meminta jatah ataupun commitment fee yang dilontarkan anggota Dewan saat itu terkait penyertaan modal negara (PMN) dalam perbincangan santai dengan ketiga anggota direksi tersebut.

"Tidak ada candaan yang menjurus ke arah situ. Sama sekali tidak ada. Makanya saya bingung kenapa pertemuan itu disebut Pak Dahlan sebagai upaya pemerasan," ucap Achsanul lagi.

Baca juga:
SBY Harus Tertibkan Pembantunya yang Hobi "Gaduh"
Dipo Tak Beda seperti Dahlan
Ruhut: Jang Serang Dahlan, Makin Mulus Dia "Nyapres"

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Dahlan Iskan Versus DPR

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

    Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

    Nasional
    Kasus 'Ilegal Fishing' 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

    Kasus "Ilegal Fishing" 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

    Nasional
    Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

    Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

    Nasional
    Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

    Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

    Nasional
    Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

    Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

    Nasional
    BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

    BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

    Nasional
    Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

    Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

    Nasional
    Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

    Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

    Nasional
    PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

    PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

    Nasional
    Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

    Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

    Nasional
    Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

    Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

    Nasional
    PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

    PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

    Nasional
    Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

    Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

    Nasional
    DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

    DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

    Nasional
    Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

    Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com