Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ada 8 Eks Terpidana Korupsi yang Jadi Pejabat

Kompas.com - 23/10/2012, 09:43 WIB

BATAM, KOMPAS.com — Mantan terpidana korupsi alih fungsi hutan lindung Bintan, Azirwan, akhirnya mengundurkan diri sebagai Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau. Dengan pengunduran diri itu, masih ada delapan mantan terpidana korupsi menjadi kepala dinas di Kepulauan Riau.

Pengunduran diri Azirwan diumumkan Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani, Senin (22/10) sore, di Graha Kepri, Batam. Namun, Sani yang didampingi Wakil Gubernur Kepri Soerya Respationo tidak menjelaskan alasan pengunduran diri Azirwan. ”Kami akan proses penggantinya,” ujarnya.

Azirwan terlihat hadir di Graha Kepri sebelum pengumuman itu. Namun, Azirwan tidak terlihat saat Sani mengumumkan pengunduran diri mantan Sekretaris Daerah Bintan itu. Sani tidak bersedia memberikan penjelasan lain, termasuk soal mantan terpidana korupsi yang masih menjadi kepala dinas di empat kabupaten/kota di Kepri.

Sani menyampaikan hal itu kepada Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Senin. Kepala Pusat Penerangan Kemendagri Reydonnyzar Moenek menjelaskan, Gamawan sudah membahas kasus Azirwan dengan Sani pada 11 Oktober. Mendagri memberikan arahan agar gubernur melihat konteks kekinian dan kepatutan dalam mengangkat pejabat. Hal itu disampaikan Gamawan lagi kepada Sani, Kamis (18/10).

Namun, anggota Badan Pekerja ICW, Emerson Yuntho, mengatakan, Sani tidak cukup memproses pengunduran diri Azirwan. Harus dipastikan mantan terpidana itu dipecat sebagai PNS. ”Rakyat jangan dibebani dengan menggaji (birokrat) koruptor,” ujarnya.

Selanjutnya, mantan terpidana korupsi itu harus diberhentikan dengan tidak hormat atau dipecat dari PNS sesuai ketentuan Pasal 23 Ayat 4 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas UU No 8/1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian.

Azirwan memang masih PNS. Sebab, menurut Donny, dalam UU No 43/1999, PNS diberhentikan tidak dengan hormat bila dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap karena pidana dengan ancaman hukuman empat tahun atau lebih. Adapun Azirwan hanya dituntut 3 tahun dan divonis 2,5 tahun.

Dengan pengunduran diri Azirwan, masih ada delapan mantan terpidana korupsi menjadi kepala dinas. Di Karimun, Yan Indra menjabat kepala dinas pemuda dan olahraga. Indra pernah divonis 1,5 tahun penjara karena terlibat korupsi pembebasan lahan untuk PT Saipem Indonesia tahun 2007. Kasus itu merugikan negara Rp 1,2 miliar.

Di Tanjung Pinang, Raja Faisal Yusuf yang pernah divonis 2,5 tahun karena merugikan negara Rp 1,2 miliar masih jadi kepala badan pelayanan perizinan terpadu. Bupati Natuna Ilyas Sabli mengangkat Senagip sebagai kepala badan keselamatan bangsa, dan Yusrizal sebagai kepala dinas pariwisata. Padahal, mereka pernah divonis 30 bulan penjara karena terlibat korupsi dana bagi hasil migas. Kasus mereka berkaitan dengan dua mantan Bupati Natuna Daeng Rusnadi dan Hamid Rizal yang divonis bersalah dalam kasus sama.

Adapun Bupati Lingga Daria mengangkat empat mantan terpidana korupsi sebagai kepala dinas atau kepala badan, yaitu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Iskandar Ideris, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Dedy ZN, Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Jabar Ali, dan Kepala Satpol Pamong Praja Togi Simanjuntak.

Iskandar dan Togi dipidana dalam kasus korupsi pembangunan Dermaga Rejai. Dedy dipenjara 16 bulan karena merugikan negara Rp 1,3 miliar dalam kasus pencetakan sawah di Singkep Barat. Jabar Ali dipenjara 20 bulan karena terlibat korupsi proyek gedung di dinas pendidikan, pemuda, dan olahraga.

Untuk para mantan terpidana korupsi itu, menurut Donny, Gamawan sudah meminta sani agar memberi arahan kepada para bupati supaya menempuh hal serupa. (RAZ/INA/WHY)

Ikuti kontroversi seputar bekas terpidana kasus korupsi yang jadi pejabat dalam topik:
Bekas Koruptor Jadi Pejabat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com