Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Gali Informasi dari Tim Sukses Anas

Kompas.com - 02/10/2012, 11:28 WIB
Icha Rastika

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggali informasi terkait kongres Partai Demokrat di Bandung pada2010 dengan meminta keterangan Ketua DPP Partai Demokrat Umar Arsal. Umar dimintai keterangan KPK terkait penyelidikan proyek Hambalang, Selasa (2/10/2012) pagi ini.

"Terima kasih kepada KPK karena diminta hari ini, diklarifikasi terkait kongres dulu, perlu dijelaskan, bukan Hambalang. Disuratnya dijelaskan hanya soal kongres Demokrat," kata Umar saat meninggalkan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta.

Tidak lebih dari 30 menit Umar di dalam Gedung KPK. Menurut Umar, dia harus meninggalkan Gedung KPK lebih cepat karena ada rapat paripurna DPR yang menantinya.

"Nanti saya diperiksa lagi," ujar anggota Komisi V DPR itu.

Umar dimintai keterangan dalam kapasitasnya sebagai tim sukses Anas Urbaningrum di Kongres Partai Demokrat 2010. Saat ditanya soal aliran dana proyek Hambalang ke kongres, Umar mengatakan hal itu hanyalah fitnah.

"Insya Allah akan kita jelaskan apa adanya. Selama ini banyak fitnah soal kongres. Saya yakin betul waktu itu saya sebagai penanggung jawab kemenangan Anas untuk Sulawesi," katanya.

Nama Umar pernah disebut dalam persidangan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Saat bersaksi, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Minahasa Tenggara Partai Demokrat Diana Maringka mengaku mendapat uang 7.000 dollar AS, Rp 100 juta, dan Rp 30 juta dalam beberapa tahap dari Umar Arsal. Menurut Diana, uang itu terkait dengan pemenangan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Dalam sejumlah kesempatan, Nazaruddin mengatakan kalau uang yang mengalir ke kongres Partai Demokrat itu merupakan hasil korupsi proyek Hambalang. Dalam kongres Partai Demokrat di Bandung, kata Nazaruddin, Anas membagi-bagikan hampir 7 juta dollar AS kepada sejumlah dewan pimpinan cabang. Uang 7 juta dollar AS tersebut berasal dari Adhi Karya selaku pelaksana proyek Hambalang.

Selain itu, Nazaruddin mengungkapkan, Anas membantu penyelesaian sertifikat lahan Hambalang yang sejak lama bermasalah. Berkat jasa Anas melobi Kepala Badan Pertanahan Nasional, Joyo Winoto, sertifikat lahan itu selesai diurus. Ihwal aliran dana terkait Hambalang dan masalah sertifikasi lahan Hambalang ini ini menjadi salah satu fokus penyelidikan KPK. Selain melakukan penyidikan dengan tersangka Deddy Kusdinar, KPK juga menyelidiki proyek Hambalang.

Sebelumnya KPK memeriksa Anas terkait penyelidikan Hambalang tahap I. Seusai diperiksa, Anas membantah adanya aliran dana ke kongres. Dia juga menolak disebut turun tangan dalam penyelesaian masalah sertifikasi lahan Hambalang.

Berita terkait kasus ini dapat diikuti dalam topik "Skandal Proyek Hambalang"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com