Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diana Maringka Masih Menyimpan Banyak Cerita

Kompas.com - 16/02/2012, 01:53 WIB

Diana Maringka (48) mengempaskan tubuhnya di jok kursi tamu rumahnya di Jalan Kembang, Manado, Senin (13/2) malam. Ia pun menarik napas panjang melepas ketegangan seusai mengikuti wawancara di Metro TV dengan sejumlah narasumber.

”Saya sekarang plong dapat berbicara apa adanya. Masalah ini sudah saya simpan agak lama, uangnya juga saya masih simpan di lemari,” ucapnya.

Diana, perempuan pengusaha di Manado, menjadi buah bibir menyusul pengakuannya menerima uang sebanyak Rp 100 juta dari kubu Anas Urbaningrum saat Kongres Nasional Partai Demokrat di Bandung, 2010. Ibu dua anak ini mengatakan,

Umar Arzal, anggota DPR, sebagai operator lapangan membagi-bagi uang kepada 11 dewan pimpinan cabang di Sulawesi Utara untuk memenangkan Anas.

Sekretaris DPD Partai Demokrat Sulut Marten Manoppo menyatakan tidak tahu soal politik uang tersebut meski ia bersama Diana adalah pendukung Anas. ”Saya tidak tahu kalau Diana terima uang money politics. Saya tidak pernah terima uang dari kubu Anas, malah uang saya banyak keluar,” katanya.

Marten, yang ketika kongres adalah Ketua DPC Partai Demokrat Kota Tomohon, menyebut sekali menerima uang saat mengikuti sosialisasi tiga calon ketua, yaitu Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, dan Marzuki Alie, di Jakarta. ”Saya terima dari panitia Rp 7,5 juta sebagai pengganti transportasi,” katanya.

Pengakuan Diana kepada Kompas beberapa waktu lalu tersebut seolah ”melegitimasi” pernyataan terdakwa kasus dugaan korupsi wisma atlet Muhammad Nazaruddin yang berulang kali menyebut kasus politik uang dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung.

Diana mengatakan, pengakuan ini tidak terkait dukungan kepada Nazaruddin ataupun ia sakit hati tidak terpilih sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Minahasa Tenggara. ”Saya sudah bosan dengan permainan pengurus Partai Demokrat. Untuk menjadi ketua, sekarang nilainya mahal,” katanya.

Diana menyimpan banyak cerita sejak menjadi kader Partai Demokrat tahun 2005, kemudian tahun 2007 terpilih menjadi ketua partai ini di Kabupaten Minahasa Tenggara.

Diana lalu membuka kliping Kompas tertanggal 13 Agustus 2011 yang memuat pengakuannya atas permainan tidak fair saat Musyawarah Daerah Partai Demokrat Sulawesi Utara yang memilih GSV Lumentut, Wali Kota Manado, sebagai ketua. Diana mengaku, pelaksanaan musyawarah daerah di Sulut amburadul dan sangat kasar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com