Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Diduga Lemahkan Komnas HAM

Kompas.com - 01/10/2012, 19:45 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi masyarakat sipil untuk hak asasi manusia (HAM) menilai, ada upaya dari Komisi III DPR RI untuk melemahkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Hal tersebut tercermin dari tertundanya fit and proper test (uji kepatutan dan kelayakan) calon komisioner Komnas HAM untuk periode 2012-2017.

"Ketidakpastian fit and proper test akan mempengaruhi pelaksanaan berbagai mandat dan fungsi Komnas HAM. Hal itu jelas berpotensi menimbulkan proses penegakan HAM semakin melemah,"ujar Kepala Divisi Pemantauan Impunitas Kontras Yati Andriyani di kantor Kontras, Jakarta, Senin (1/10/2012).

Yati menjelaskan, saat ini masalah HAM yang dihadapi oleh Komnas HAM semakin besar dan meluas. Hal tersebut membutuhkan penanganan dari komisioner Komnas HAM secara tepat, cepat dan komprehensif. Kekosongan komisioner yang berkepanjangan akan memperlambat kinerja Komnas HAM.

"Padahal, DPR pernah menyatakan proses seleksi akan dilakukan pada 18-24 September 2012," terangnya.

Sementara itu, Deputi Direktur Elsam Zainal Abidin berpendapat, DPR tetap harus menggelar fit and proper test terlepas adanya gugatan perdata salah seorang calon yang tidak terpilih ke pengadilan.

"DPR tetap harus melanjutkan hal itu dengan sejumlah pertimbangan yang salah satunya memberikan kepastian hukum bagi komisioner Komnas HAM terkait berakhirnya masa tugas mereka. Kepastian hukum itu juga berlaku pada tiga puluh calon anggota komisioner komnas HAM tentang waktu akan menjalani seleksi di DPR," ungkap Abidin.

Ia menjelaskan, tertundanya proses seleksi tanpa disertai pertimbangan kepastian hukum menimbulkan pandangan bahwa DPR tidak memiliki komitmen dalam perlindungan HAM. Sebab, DPR tidak memprioritaskan proses seleksi calon anggota Komnas HAM.

"Penundaan ini juga akan memunculkan pandangan tentang adanya politisasi proses seleksi calon komisioner Komnas HAM oleh DPR," tambahnya.

Direktur Operasional Imparsial Bhatara Ibnu Reza turut menegaskan, upaya menunda seleksi pemilihan komisioner Komnas HAM dapat berakibat semakin buruknya citra DPR di mata publik. Terlebih DPR berniat revisi UU no 30 tahun 2002 tentang KPK.

"Penundaan fit and proper test itu menunjukkan DPR mencoba menghalangi atau tidak melaksanakan amanat konstitusi tentang HAM," pungkas Ibnu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Nasional
Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Nasional
Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

Nasional
Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Nasional
Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Nasional
Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Nasional
Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Nasional
RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

Nasional
Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Nasional
Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Nasional
Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Nasional
Polri Pastikan Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon' Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Polri Pastikan Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon" Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Nasional
KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com