Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Minta KPK Periksa Brigjen Didik di Tahanan

Kompas.com - 12/09/2012, 11:29 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian RI meminta agar pemeriksaan Brigadir Jenderal (Polisi) Didik Purnomo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dilakukan di Rumah Tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, tempat Didik ditahan. Permintaan tersebut disampaikan Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Komisaris Jenderal (Pol) Sutarman kepada Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Busyro Muqoddas.

"Kemarin Beliau (Sutarman) ditugasi Kapolri (Kepala Polri) menelepon saya, bahwa KPK dipersilahkan periksa di tahanan Pak Didik," kata Busyro, melalui pesan singkat yang diterima Kompas.com, Rabu (12/9/2012).

Namun, Busyro menolak dikatakan KPK kesulitan untuk memeriksa Didik. Menurutnya, sejak awal Kabareskrim sudah membuka jalan KPK untuk melakukan pemeriksaan.

"Sejak awal Kabareskrim sudah menawarkan untuk memperlancar pemeriksaan kepada dia (Didik)," ucap Busyro.

Ia mengatakan, cepat atau lambat, KPK bakal memeriksa Didik sebagai saksi ataupun tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek simulator ujian surat izin mengemudi (SIM). Dalam kasus ini, KPK menetapkan empat tersangka, yakni Irjen (Pol) Djoko Susilo, Didik, serta pengusaha Sukotjo S Bambang dan Budi Susanto. Keempatnya dijerat dengan pasal penyalahgunaan kewenangan yang mengakibatkan kerugian negara. Adapun Didik, Sukotjo, dan Budi juga menjadi tersangka di Kepolisian.

Sejauh ini, KPK baru menggarap berkas pemeriksaan Djoko Susilo. Sejumlah perwira Polisi sudah diperiksa KPK sebagai saksi untuk Djoko. Selain itu, KPK sudah memeriksa Sukotjo dan sekretaris Budi Susanto yang bernama Intan Pardede. Terkait penyidikan kasus ini, Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto sebelumnya mengatakan ada perkembangan yang menarik. Namun dia enggan mengungkapkan perkembangan apa yang dimaksudnya.

Berita terkait dugaan korupsi ini dapat diikuti dalam topik "Dugaan Korupsi Korlantas Polri"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Nasional
    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Nasional
    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Nasional
    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Nasional
    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Nasional
    Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com