Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbatasan Indonesia, Surga Pasokan Senjata Teroris

Kompas.com - 09/09/2012, 22:51 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengungkapkan, maraknya aksi teror di Indonesia disebabkan daerah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga, terutama Filipina, tidak dijaga secara ketat. Longgarnya penjagaan daerah perbatasan memudahkan para pemasok senjata dari daerah basis kelompok Abu Sayyaf di Filipana untuk kegiatan teror di Indonesia tetap merajalela.

"Pasokan senjata untuk para teroris itu lewat perbatasan Indonesia. Selama ini perbatasan Indonesia itu paling mudah untuk aksi penyelundupan senjata ilegal karena kurang ketatnya pengawasan," ujar Mbai di kantor Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan, Jakarta, Minggu (9/9/2012).

Mbai mencermati, para pemasok senjata untuk pelaku teror melewati jalur laut perbatasan Indonesia dan Filipina. Hal tersebut dapat dibuktikan dari keterangan Umar Patek yang telah malang melintang sebagai pelaku teror baik di Filipina maupun Indonesia.

Ketidakketatan daerah perbatasan yaitu jalur laut merupakan hal teknis mengingat wilayah kelautan Indonesia yang luas.

"Wilayah Indonesia itu luas, terutama lautnya. Mau tentara di suruh berhimpitan menjaga perbatasan juga tidak mungkin soalnya luas laut tadi," ujarnya.

Dia menjelaskan, karena daerah perbatasan yang sering kecolongan maka intelijen bersama kepolisian harus aktif memantau ketika pasokan senjata telah sampai di darat. Hal tersebut dapat dilakukan mengingat tujuan dari pasokan senjata teroris tidak sulit terdeteksi.

Oleh sebab itu, memutus jaringan pasokan senjata di darat harus sering digalakkan agar para teroris tersebut mengalami kelangkaan senjata. Terlebih lagi, senjata yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) pasca ledakan Beji memiliki kemiripan dengan milik kelompok teror Solo.

"Senjata kelompok Depok dan Solo memang ada kemiripan satu sama lain. Tapi ada tidaknya hubungan dari kedua kelompok terduga teroris tersebut akan didalami lebih lanjut," tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, paska ledakan Beji, Depok, Jawa Barat, Tim Gegana berhasil mengamankan sejumlah barang bukti yaitu tiga granat nanas, manggis, dan asap, satu senjata api berjenis bareta dengan 17 butir peluru, 2 senjata enggran jenis serbu dalam bentuk masih rangkaian, satu alat peredam senjata, 50 butir peluru kaliber 9,9 mm, 30 butir peluru 2,2 mm buatan Pindad, dan 5 buah baterai 9 volt.

Selain itu juga ditemukan 1 laptop, 1 telepon genggam, 6 switching dalam rangkaian, 6 buah paralon 1/4 inch sudah terisi peledak, bahan peledak jenis serbuk potassium, HP ledak, detonator elektrik, kabel serabut tunggal, dan surat wasiat. Kemiripan dengan kelompok Solo adalah adanya senjata api berjenis Bareta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

    Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

    Nasional
    Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

    Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

    Nasional
    Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

    Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

    Nasional
    Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

    Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

    Nasional
    Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

    Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

    Nasional
    Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

    Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

    Nasional
    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Nasional
    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Nasional
    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Nasional
    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

    Nasional
    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Nasional
    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com